EKBIS.CO, AMBON -- Pada pelaksanaan program edukatif tersebut Pelindo III sebagai koordinator, juga didukung oleh dua BUMN lain, yakni PT Timah dan PT Perikanan Nusantara, serta Dinas Pendidikan setempat. Mereka akan menempuh perjalanan laut selama dua pekan dan akan dikenalkan pada nilai kebudayaan dan atraksi kesenian setempat.
Misalnya para siswa dari Sulawesi Selatan yang selama di Maluku akan diajak ke berbagai lokasi wisata dan situs bersejarah, di antaranya yaitu Benteng Amsterdam, masjid dan gereja tua Hila, serta Museum Siwalima. Lalu mereka juga akan berwisata ke Pantai Natsepa dan Sawai, kemudian trekking di Taman Nasional Manusela.
Sementara untuk bidang seni, mereka akan dipertunjukkan atraksi tradisional Maluku yang terkenal, Bambu Gila. Karena pentingnya pemuda-pemudi sebagai generasi penerus negeri untuk dipantik jiwa kewirausahaannya, para siswa dari Sulawesi Selatan yang berkunjung ke Maluku juga akan diajak ke sentra UKM (Usaha Kecil & Menengah) kerajinan kerang dan pengolahan sagu.
Sementara untuk siswa dari Maluku yang berkunjung ke Kalimantan Selatan, akan diajak berkunjung ke Pelabuhan Banjarmasin untuk melihat bagaimana Pelindo III mengelola gerbang logistik utama di Pulau Kalimantan tersebut. Bahkan sebelum kembali ke Ambon, mereka singgah satu malam di Surabaya berkunjung ke Terminal Teluk Lamong, terminal pelabuhan green port pertama di Indonesia.
"Ini memberi pemahaman atas fungsi BUMN sebagai penyokong perekonomian Indonesia. Termasuk Pelindo III yang mengelola 43 pelabuhan pada tujuh provinsi di Indonesia," ungkap Saefudin Noer. Ia menambahkan, pengetahuan konsep bisnis yang tetap peduli pada lingkungan alam akan mereka lihat secara langsung saat berada di Terminal Teluk Lamong.
Bagaimana pentingnya pengembangan teknologi modern yang dapat membuat alat bongkar muat raksasa seperti Ship To Shore Crane dan Grab Ship Unloader bekerja dengan efisien, sehingga hemat bahan bakar dan lebih cepat membongkar muatan, agar barang juga dapat segera diterima konsumen.