Ahad 10 Jan 2016 21:33 WIB

Pembangunan PLTN Dianggap Belum Mendesak

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Maman Sudiaman
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN (ilustrasi)
Foto: Antara
Badan Tenaga Nuklir Nasional atau BATAN (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maritje Hutapea mengatakan, hingga saat ini pemerintah belum membuat peta jalan bagi pembagunan PLTN.

Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN), lanjut Maritje, energi nuklir disebutkan sebagai alternatif terakhir di antara jenis energi baru terbarukan lainnya, termasuk energi bayu, air, surya, dan panas bumi. Maritje menyebutkan, hambatan untuk membangun PLTN lebih kepada porsi yang secara jelas diberikan kepada energi nuklir.

"Kalau Presiden sudah mengeluarkan fatwa tentang PLTN, saya kira akan lebih pasti. Di RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) sekarang lebih mengarah ke EBT minus nuklir," jelas Maritje. 

Padahal sebelumnya, BATAN merilis hasil survei mereka yang menyebutkan bahwa dukungan masyarakat untuk PLTN cukup besar. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan, lebih dari tiga perempat penduduk lndonesia mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Hasil ini terungkap berdasarkan hasil jajak pendapat secara nasional yang diselenggarakan oleh Sigma Research pada bulan Oktober hingga Desember 2015.

Hasil survei juga mengungkapkan bahwa masyarakat yang mendukung PLTN beralasan jenis pembangkit tersebut dapat menghasilkan daya listrik yang besar, sehingga lebih menjamin keamanan pasokan dan dapat memenuhi kebutuhan listrik secara nasional. Selain itu, harga listrik yang lebih murah menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih untuk menerima PLTN.

Kondisi sebaliknya, masyarakat yang tidak setuju dengan pembangunan PLTN di indonesia, yang paling besar karena mempertimbangkan kemungkinan kecelakaan PLTN dan kebocoran radiasi yang bisa terjadi. Faktor pertimbangan lainnya adalah PLTN akan menghasilkan limbah radioaktif yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.

”Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk indonesia menyadari potensi pemanfaatan energi nuklir dan kontribusinya untuk menjamin pemenuhan dan kestabilan pasokan listrik di indonesia," ujar Djarot.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement