EKBIS.CO, JAKARTA -- Titik api penyulut kebakaran hutan dan lahan terpantau di 2016, yakni di Riau, Kalimantan Timur, dan Papua. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengaku terus siaga menantau perkembangan titik api, bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"El Nino masih akan berlanjut di 2016, meski tidak seganas tahun lalu, tapi kita tidak mau ambil risiko, pemantauan dan pencegahan dini terus dilakukan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam rapat pembahasan El Nino, di Jakarta, Senin (11/1).
Tim patroli telah diturunkan menggandeng Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api. Seluruh perhatian akan diberikan ke wilayah-wilayah yang terdeteksi titik api. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) lebih digenjot agar mereka sama-sama mau bergerak melakukan pencegahan.
Direktur Jenderal Pengendalian Kebakaran Hutan Kementan Rafles Panjaitan menambahkan, armada pencegah kebakaran hutan dikerahkan di 2016. Armada itu di antaranya aparatur pemadam kebakaran sebanyak 500 orang. Selain itu, disiapkan 300 unit motor, seribu unit Jet Shooter, dan empat unit mobil lapangan dilengkapi selang air sepanjang 200 meter.
"Prasarana sudah kita sebarkan, rencana operasi terpadu melibatkan BPBD, manggala agni, dan masyarakat setempat," tuturnya. KLHK untuk sementara ini akan fokus di sejumlah provinsi yang berpotensi ada titik api yakni Papua, Kaltim, Riau, Kalbar, Jambi, Sumsel, dan Kalteng.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Abetnego Tarigan mengingatkan soal kelengkapan teknologi api yang belum terlalu dominan di Papua.
"Dugaan kami, kebakaran di Papua lebih disebabkan pembukaan lahan besar-besaran, makanya muncul titik api," katanya. Inilah yang harus menjadi perhatian pemerintah, di mana masyarakat perlu diedukasi dan pembakaran hutan skala besar oleh stwasta bisa dicegah.