Rabu 20 Jan 2016 08:13 WIB

Pertanian Indonesia Hadapi Situasi Sulit

Rep: Sonia Fitri/ Red: Winda Destiana Putri
Petani
Foto: Andika Betha/Antara
Petani

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pertanian Indonesia dihadapkan pada situasi yang sulit. Ancaman iklim, degradasi dan konversi lahan merupakan bagian dari masalah yang butuh diselesaikan.

Hal ini juga menjadi bahasan utama dalam acara “Rembuk Petani Nusantara” pada Selasa (19/1) di Gedung Diklat Pusat Pelatihan Manajemen Dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor, Jawa Barat.

Sekitar dua ratus petani se-Indonesia datang guna merumuskan solusi efektif penyelesaian masalah pertanian yang menumpuk. Petani juga berembuk untuk membedah pelbagai masalah yang dihadapi petani untuk disampaikan kepada pemerintah khususnya Kementerian Pertanian agar bisa dicarikan solusinya bersama-sama.

Beberapa masalah yang terungkap selain isu perubahan iklim dan lahan yakni usia petani saat ini yang semakin menua. Sekitar 62 persen petani yang ada saat ini berusia di atas 55 tahun. Sementara petani muda hanya 12 persen. Kemiskinan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan petani.

"Di pedesaan, generasi muda sudah enggan bertani karena lebih memilih bekerja di kota atau industri yang menjanjikan," kata salah seorang petani peserta rembuk, Ali. Berbagai masalah yang dihadapi petani, lanjut dia, dihadapkan dengan kenyataan bahwa kebutuhan pangan terus meningkat.

Petani asal Klaten, Jawa Tengah Wardiono mengatakan, peran petani masional harus diperkuat, baik secara mandiri atau dengan bantuan pemerintah.

"Petani dan pemerintah perlu saling mengisi dan memahami kebutuhan masing-masing," ujarnya.

Ketua Panitia Rembuk Petani Nusantara David Ardhian menyebut, rembuk nasional petani bergguna selain untuk mendiskusikan beragam permasalahan petani, juga akan mengarahkan petani lebih terorganisasi. Dengan demikian, agenda kedaulatan pangan bisa cepat dipegang.

Inisiator Rembuk Petani Nusantara Hermanu Triwidodo berharap ke depan melalui kegiatan ini, para petani menjadi lebih mandiri dan solid. Terlebih, secara alami petani nasional memiliki budaya gotong royong, berbagi dan saling peduli.

"Semangat inilah yang menjadi kekuatan bagi petani sekaligus negara ini," ujarnya.

Hermanu yang juga merupakan pengajar di Institut Pertanian Bogor ini menegaskan, dalam sejarah, semangat dan nilai-nilai inilah yang turut membangun dan menjaga keutuhan Indonesia.

Dengan demikian petani sesungguhnya menjadi salah satu elemen penting, soko guru bangsa yang bertugas menjaga nusantara.

(Baca juga: Pemerintah Dinilai Belum Memuliakan Petani)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement