EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani optimistis bahwa realisasi proyek kereta cepat dapat menggerakkan masuknya aliran investasi dari sektor-sektor pendukung, yang terkait langsung maupun tidak langsung. Investasi yang diharapkan didorong langsung adalah perusahaan rolling stock atau pembuatan sarana perkeretaapian, perakitan atau assembling, serta besi dan baja untuk bahan baku gerbong.
Franky mengatakan, beberapa daerah sudah mulai aktif untuk menyiapkan investasi di sektor-sektor yang dapat mendukung moda transportasi massal tersebut. Dia menyebutkan, Purwakarta sudah ada penjajakan untuk pendirian perusahaan rolling stock.
"Sementara assembling juga telah dijajaki di Surabaya, selain itu juga dijajaki produksi slab aluminium untuk bahan baku gerbong kereta yang selama ini impor," ujar Franky, Kamis (21/1).
Menurut Franky, dengan masuknya investasi di sektor pendukung tersebut, maka akan semakin mempermudah bagi pembangunan kereta cepat selanjutnya. Selain itu, ketersediaan produk-produk pendukung kereta cepat ini akan memberikan akses bagi investor untuk mengembangkan rute potensial lainnya.
Franky menyampaikan, pembangunan kereta cepat diperkirakan akan menyerap 20 ribu tenaga kerja dan memberikan kontribusi penerimaan pajak ke negara hingga 451 juta dolar AS. Sejauh ini, rencana investasi kereta cepat Jakarta-Bandung yang sudah diajukan ke BKPM sebesar 6,4 miliar dolar AS. Selain itu, kehadiran kereta cepat tersebut juga dapat memberikan kemudahaan perpindahan barang dan orang yang memberikan manfaat bagi sektor perekonomian.
"Investasi sektor lainnya yang dapat terdorong karena pembangunan kereta cepat adalah jasa, perdagangan, properti dan pariwisata, seiring dengan munculnya sentra-sentra ekonomi dan kota-kota baru sepanjang jalur yang dilalui," kata Franky.
Baca juga: Menteri LHK Bantah Amdal Kereta Cepat Mendadak Dibuat