EKBIS.CO, JAKARTA -- Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) masih terus dilakukan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan akan mempercepat pembangunan proyek dengan trase sepanjang 142,3 kilometer tersebut.
"KCIC bersama seluruh stakeholder akan terus melakukan percepatan pembangunan dengan tetap mengutamakan keselamatan untuk dapat menyelesaikan proyek strategis nasional ini sesuai target-target yang telah ditetapkan," kata Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti, Kamis (8/6/2023).
Emir memastikan, saat ini KCIC berfokus pada testing dan commissioning KCJB menggunakan kereta inspeksi. Setelah sebelumnya seluruh aliran listrik pada jalur dimatikan untuk penyempurnaan prasarana.
"Pada pertengahan Juni 2023 diharapkan kereta inspeksi sudah mulai diujicobakan dengan kecepatan hingga 300 kilometer per jam," ujar Emir.
Dia menambahkan, kecepatan kereta inspeksi akan terus ditambah secara bertahap melalui pengujian yang kini tengah dilakukan. Emir mengatakam, kecepatan akan ditambah dari yang saat ini 180 kilometer per jam, 300 kilometer per jam, 350 kilometer per jam, hingga mencapai puncak kecepatan teknisnya di 385 kilometer per jam.
Setelah tahapan tersebut dapat dilalui, diharapkan pada pertengahan Juli 2023 KCIC akan melakukan trial run menggunakan rangkaian kereta penumpang. "Di sana akan dilakukan pengetesan menyesuaikan dengan jadwal operasional KCJB sehari-hari nantinya," jelas Emir.
Sebelumnya, dilaporkan Kementerian Perhubungan dan tiga konsultan merekomendasikan pengunduran rencana operasional KCJB. Dalam laporan yang diterima Reuters, Rabu (7/6/2023), terdapat masalah baru yang membuat KCJB belum bisa memulai operasinya.
Disebutkan, peserta konsorsium China menginginkan sertifikat kelayakan operasional penuh meskipun saat ini stasiun belum dibangun lengkap. Hal itu terungkap dalam presentasi setebal 48 halaman yang ditinjau oleh Reuters.
Kendati demikian, Kemenhub dan konsultan Mott MacDonald, PwC, dan firma hukum lokal Umbra menilai, operasi komersial penuh kereta cepat baru bisa terlaksana pada Januari 2024. "Terdapat risiko target operasi komersial pada Agustus menjadi tertunda untuk menyelesaikan seluruh konstruksi hingga 31 Desember," ungkap laporan tersebut.