EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis (28/1) pagi bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp 13.885 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.880 per dolar AS.
"Fluktuasi nilai tukar rupiah relatif stabil di tengah harga minyak mentah dunia yang masih cenderung bergerak menguat," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, harga minyak mentah yang cenderung menguat di atas level 30 dolar AS per barel akan menahan pelemahan rupiah lebih dalam. Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Kamis (28/1) pagi ini, terpantau berada di level 32,10 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 32,88 dolar AS per barel.
Namun di sisi lain, kata dia, sinyal bank sentral AS (The Fed) yang akan kembali menaikkan suku bunganya secara bertahap pada tahun ini guna membangkitkan kembali perekonomian AS juga masih akan membayangi laju rupiah.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa sebagian investor sedang menanti realisasi anggaran APBN di awal tahun 2016 ini karena akan menjadi penentu utama terhadap prospek pertumbuhan ke depannya. Investor juga sedang fokus ke angka inflasi Januari 2016.
"Hari ini rupiah diperkirakan masih mempunyai ruang untuk kembali bergerak menguat seiring dengan masih adanya harapan positif dari dalam negeri serta faktor global yang masih mendukung pelemahan dolar AS," katanya. Menurut dia, potensi dolar AS melemah cukup terbuka seiring dengan adanya koordinasi bilateral antara negara-negara produsen minyak mentah untuk menstabilisasi harga.