EKBIS.CO, JAKARTA -- Adanya kebutuhan investor untuk melakukan transaksi produk derivatif sudah seharunya difasilitasi.
Presiden Direktur Valbury Asia Securities Johanes Soetikno mengatakan, ada kebutuhan investor akan produk derivatif. Sebenarnya ada juga yang produk sejenis berbasis basis efek Indonesia tapi ditransaksikan di luar negeri misalnya Indeks MSCI di Hong Kong yang sudah ada sejak 1992 dan volumenya besar.
''Mengapa tidak kita yang jual dibanding uang dari Indonesia harus mengalir ke luar. Sebab jika tidak, investor punya banyak pilihan di luar. Bursa nasional sudah matang dan bisa melakukan ini sendiri,'' ungkap Johanes di Bursa Efek Indonesia, Senin (1/2).
Saat kondisi pasar sedang kurang bagus, investor kesulitan mengambil posisi jual dalam volume besar. Dengan LQ45 Futures, investor punya alternatif lindung nilai. Apalagi, indeks LQ45 mewakili lebih dari 90 persen indeks.
''Index naik turun, kalau ada hedging investasinya investor aman, terutama investor yang investasi di LQ45. Ini cocok juga untuk investor jangka pendek,'' kata dia.
Karena masih baru, belum ada target yang ditetapkan. Bagi investor yang sudah menggunakan produk serupa LQ45 Futures, Johanes menilai sebenarnya tidak sulit bagi investor untuk berpindah karena tinggal pindah pasar saja selain keuntungan administrasi yang lebih mudah dan murah di dalam negeri.
Sebagai salah satu dari delapan sekuritas yang terlibat dalam reaktivasi LQ45 Futures ini, Valbury sudah menjajaki lebih dahulu minat investor dengan MSCI. Apalagi, LQ45 Futures saat ini berbeda dari yang sudah pernah ada di 2001.
Saat itu, kontrak saat itu kontrak transaksi yang diperbolehkan hanya 10 persen sehingga akan ada penutupan paksa transaksi jika melebihi batas persentase kontrak yang diizinkan. Dengan produk yang lebih ramah investor, Johanes berharap akan makin banyak investor yang tertarik.
Nasabah Valbury sendiri saat ini mencapai sekitar 30 ribu nasabah. Tahun ini Valbury menargetkan tambahan 3.000 nasabah.