Senin 08 Feb 2016 15:21 WIB

Cadangan Devisa Tergerus Buat Bayar Utang Luar Negeri

Rep: C37 / Red: Nur Aini
cadangan devisa, ilustrasi
cadangan devisa, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan, posisi cadangan devisa akhir Januari 2016 tercatat sebesar 102,1 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan akhir Desember 2015 yang sebesar 105,9 miliar dolar AS. Ekonom Institute for Development Economy and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai tergerusnya devisa menunjukkan beban utang luar negeri Indonesia mengalami kenaikan.

“Kalau kita lihat rasio DSR (debt to service ratio) sudah 59 persen. Rasio itu kan menunjukkan ekspor dibandingkan dengan kewajiban utang. Artinya sudah lebih dari separo hasil ekspor kita itu memang hanya untuk memenuhi kewajiban luar negeri,”kata Ekonom INDEF, Enny Sri Hartati saat dihubungi Republika.co.id, Senin (8/2).

Pemerintah menambah utang luar negeri hingga mencapai Rp 500 triliun. Sementara untuk kebutuhan impor, kata Enny, semakin meningkat, terutama impor untuk kebutuhan-kebutuhan dasar seperti impor pangan dan impor bahan. Menurutnya, cadangan devisa akan terus tergerus akibat proyek percepatan infrastruktur oleh pemerintah yang akan meningkatkan laju impor, dan berdampak pada meningkatnya utang pemerintah.

“Kalau kita tidak mampu meningkatkan ekspor ya tentu ini akan bahaya. Bahaya untuk likuiditas perekonomian,”ujarnya.

Ia menyatakan jika saat ini pasokan dari ekspor masih turun karena harga komoditas jatuh. Dalam jangka pendek, kata dia, perlu instrumen dari moneter yang bisa menarik potensi devisa hasil ekspor di luar negeri.

“Perlu instrumen agar para ekportir ini mau, karena kalau nggak dipaksa, nggak ada yang mau sukarela. Karena memang dia berpikir keuntungan. Lebih untung disimpan di luar negeri, kalau ada risiko fluktuasi nikai tukar, kan dia tidak merugi. Tetapi kalau semua berpikir seperti itu ya dampaknya nilai tukar kita tidak akan pernah stabil. Terus tertekan,”ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement