EKBIS.CO, JAKARTA - PT PLN (persero) membangun kabel Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Celukan Bawang. SUTT Celukan Bawang menyalurkan pasokan listrik dari pembangkit listrik Celukan Bawang dengan daya mampu hingga 380 MegaWatt (MW) ke dalam sistem interkoneksi listrik Jawa-Bali.
Manajer Senior Public Relation Agung Murdifi menjelaskan, keberadaan SUTT 150 kV Celukan Bawang ini penting untuk menjaga keberlangsungan penyaluran listrik dari PLTU Celukan Bawang ke Gardu Induk, mengingat hingga kini system interkoneksi di Bali masih menggunakan 150 kV .
Berbeda dengan Jawa yang sudah menggunakan sistem jaringan interkoneksi 500 kV, lanjut Agung, di Bali sistem interkoneksi masih menggunakan 150 kV sehingga apabila terjadi gangguan pada jaringan 150 kV ini, maka daya yang dihasilkan pembangkit tidak dapat disalurkan untuk melayani beban atau pelanggan sehingga terjadi kekurangan pasokan daya listrik.
Selain itu Agung juga menambahkan, dari sisi pembangunan jaringan SUTT 150kV yang dibangun oleh PT PLN (Persero) telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar kesehatan International WHO, baik mengenai tinggi tower maupun ruang bebasnya sehingga dipastikan tidak berbahaya bagi lingkungan.
"Pembangunannya sudah kami sesuaikan dengan standart keamanan perundang-undangan dan juga standart kesehatan International WHO, sehingga bisa dipastikan aman bagi warga yang tinggal dibawah SUTT, selain itu PLN juga sangat konsern terhadap warga sehingga setiap detail aspek keselamatan dan kesehatan bagi warga sekitar selalu diperhatikan," ujar Agung.
Sistem Kelistrikan di Bali memiliki daya mampu sekitar 950 MW, yang disuplai dari pembangkit PLN Gilimanuk, Pesanggaran dan Pemaron dengan total 570 MW ditambah suplai dari PLTU IPP Celukan Bawang sekitar 380 MW. Beban puncak sistem pada malam hari sekitar 800 MW sehingga masih ada surplus sekitar 150 MW. Walaupun daya mampu saat ini masih surplus, namun untuk menjaga keandalannya sistem Bali saat ini masih disuplai dari Jawa melalui Kabel Laut.