Rabu 17 Feb 2016 16:44 WIB

Petani Keluhkan Serapan Rumput Laut di Dalam Negeri Rendah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Rumput Laut
Foto: Edi Yusuf/Republika
Rumput Laut

EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis mengatakan, serapan industri dalam negeri terhadap rumput laut masih sangat rendah yakni hanya mencapai

87.429 ton kering. Padahal, produksi rumput laut Indonesia pada 2015 mencapai 10.335.000 ton basah atau jika dikonversi menjadi 1.033.500 ton kering.

"Pasokan dan budidaya rumput laut banyak tersedia di dalam negeri, tapi serapannyaa rendah. Oleh karena itu, daya saing industri dalam negeri harus dibangun tanpa membatasi ekspor rumput laut," ujar Safari di Jakarta, Rabu (17/2).

Safari menjelaskan, terlepas dari krisis global, Indonesia masih mampu meningkatkan volume ekspor dari 200.706 ton pada 2014 menjadi 206.305 ton pada 2015. Menurutnya, volume ekspor memang naik namun nilainya menurun karena rendahnya harga pembelian akibat adanya rencana pengenaan bea keluar dan larangan ekspor pada tahun lalu.

Menurut Safari, kebijakan Kementerian Perikanan dan Kelautan untuk melarang ekspor rumput laut justru dapat memukul para petani. Pasalnya, rumput laut merupakan komoditas budidaya yang dapat mengentaskan kemiskinan masyarakat di daerah pesisir.  

"Misalnya saja, pemerintah daerah Sulawesi Selatan berhasil menjadikan rumput laut sebagai komoditas untuk meningkatkan perekonomian di pedesaan," kata Safari.

Safari mengusulkan agar pemerintah tidak melarang ekspor rumput laut, namun mendorong hilirisasi atau pengolahannya dengan benar. Pasalnya, pengolahan rumput laut di Indonesia masih sampai tahap produksi dalam bentuk bubuk. Oleh karena itu, pendapatan petani yang paling mumpuni yakni dari ekspor rumput laut ke Cina.

"Produksi rumput laut meningkat setiap tahun dan persediaan masih banyak. Kondisi sekarang ini serapan pasar rendah, kalau tidak diekspor mau diapakan persediaan itu, sementara permintaan pasar luar negeri cukup baik," kata Safari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement