EKBIS.CO, JAKARTA -- Revolusi industri tahap keempat menyambangi industri keuangan Indonesia. Revolusi ini dilandasi oleh teknologi baru yang akan mengubah seluruh rantai produksi dan manajemen di setiap cabang industri keuangan.
''Modelnya ditemukan dalam bentuk financial technology (fintech) yang belakangan ini semakin populer dan kerap digunakan oleh kalangan penggiat teknologi dan media,'' kata Brata Rafly, CEO Dimo Pay Indonesia (Dimo), sebuah perusahaan startup yang bergerak dalam bidang mobile payment, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad (21/2).
Brata mengatakan revolusi industri keempat ini sesungguhnya sudah tidak bisa lagi dihindari oleh cabang industri mana pun, termasuk industri keuangan. ''Justru kami melihat ini menjadi kesempatan emas untuk dapat membawa perubahan dan perbaikan nyata ke dalam industri keuangan Indonesia,'' ujarnya.
Brata mengatakan, fintech memiliki potensi yang dapat menguntungkan berbagai pihak, terutama yang bergerak di dalam industri keuangan. Di negara berkembang seperti Indonesia, kata dia, dengan tingkat penetrasi keuangan 35,8 persen hadirnya fintech ini dapat mengambil peran guna mempercepat perluasan jangkauan layanan keuangan.
''Fintech juga menciptakan solusi dalam menekan biaya dan waktu penyediaan layanan keuangan yang sebelumnya harus ditanggung oleh baik penyedia maupun pengguna layanan.''
Lantas apa yang menjadi tantangan terbesar fintech di Indonesia saat ini? Brata menjelaskan tantangan dan peluang terbesar dari industri fintech di Indonesia saat ini adalah untuk memperkenalkan sebuah teknologi layanan keuangan bersifat agnostis dan inklusif yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
''Semakin eksklusif, semakin terpisah-pisah, semakin sulit bertumbuh, dan semakin kecil kemungkinan teknologi tersebut untuk diadopsi secara masal,'' ujarnya.
Dimo sendiri, kata dia, memiliki fokus untuk menghadirkan pengalaman transaksi keuangan melalui teknologi Quick Response (QR) Code. Berbeda dengan layanan pembayaran lain, ia menjelaskan, konsep Pay by QR yang dikedepankan Dimo bersifat inklusif.
''Di sini kami menyediakan sebuah bahasa yang dapat digunakan oleh sumber dana manapun bank, telko, e-wallet, pengguna smartphone dengan brand mana pun, dan juga merchant apapun,'' jelasnya.