EKBIS.CO, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan pemerintah belum mengambil keputusan terkait skema pengembangan Blok Masela, Maluku Utara. Presiden Joko Widodo pun masih mempertimbangkan dua opsi yang ada saat ini, yakni pembangunan di darat (onshore) atau di laut (offshore).
"Sampai hari ini masih dikaji, diteliti, ditelaah," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (23/2).
Jokowi, kata Pramono, sudah menerima masukan langsung dari para investor maupun pemangku kepentingan lainnya terkait skema pengembangan Blok Masela. Dia pun meminta semua pihak bersabar dan menunggu keputusan resmi dari Jokowi. "Pada saatnya akan diputuskan," ujarnya.
Jawaban Pramono tersebut memperkuat klarifikasi Juru Bicara Presiden Johan Budi yang membantah pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli. Johan Budi menegaskan, Jokowi sama sekali belum membuat keptusan soal Blok Masela.
Rizal Ramli sebelumnya menyebut bahwa pemerintah akan mengembangkan Blok Masela dengan skema pembangunan kilang gas alam cair di darat. “Keputusan itu diambil setelah dilakukan pembahasan secara menyeluruh dan hati-hati, dengan memperhatikan masukan dari banyak pihak," kata Rizal melalui siaran pers, Senin (22/2).
Pertimbangannya, kata dia, pemerintah sangat memperhatikan multiplier effects serta percepatan pembangunan ekonomi Maluku khususnya, dan Indonesia Timur pada umumnya.
Menurut Rizal, seandainya pembangunan kilang dilaksanakan di laut, maka Indonesia hanya akan menerima pemasukan 2,52 miliar dolar AS per tahun dari penjualan LNG. Angka itu pun diperoleh dengan asumsi harga minyak 60 dolar As per barel. Sebaliknya dengan membangun kilang di darat, gas LNG itu sebagian bisa dimanfaatkan untuk industri pupuk dan petrokimia. Dengan cara ini, negara bisa memperoleh pemasukan mencapai 6,5 miliar dolar AS per tahun.
“Inilah yang menjelaskan mengapa Presiden menginginkan pembangunan kilang Masela di darat. Beliau sangat memperhatikan manfaatnya dan multiplier effect-nya yang jauh lebih besar dibandingkan jika kilang dibangun di laut," ucap Rizal.