EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Bukopin (Persero) Tbk Glen Glenardi mengatakan, adanya pembatasan suku bunga deposito kementerian/lembaga BUMN di bank BUMN menjadi 5 persen, tidak memungkinkan untuk terjadinya migrasi simpanan ke bank swasta yang memiliki bunga lebih tinggi.
"Bank swasta tergantung. Tidak semua bank swasta lebih tinggi bunganya dari bank BUMN,"kata Glen pada Republika.co.id, Kamis (25/2) malam.
Menurut Glen, bagi bank yang kelebihan likuiditas tentunya akan sangat senang dengan bunga turun. Karena mereka tidak mau menyimpan banyak dana. Apalagi saat ini menyalurkan kredit dinilai tak mudah. Sehingga bank swasta pun akan memilih ikut menurunkan bunga.
"Bagi bank yang LDR-nya (rasio kredit terhadap dana pihak ketiga) tinggi ya bisa saja akan memasang suku bunga lebih tinggi di atas BUMN, 50 atau 100 basis poin," katanya.
Bank Bukopin, kata Glen, memiliki suku bunga deposito yang sama dengan bank BUMN. Sebagai kelompok bank umum berdasarkan kegiatan usaha (BUKU) III yang memiliki modal inti di atas Rp 5 triliun, Glen mengaku jika selama ini pihaknya menentukan besar suku bunga bank sesuai aturan.
"Ada ketentuannya, bank BUKU III 0,5 di atas buku IV. Kita sesuai yang berlaku saja,"katanya.
Untuk itu, ia meyakini jika kementerian/lembaga BUMN belum tentu migrasi simpanan ke Bukopin. Apalagi saat ini LDR di Bukopin tergolong bagus, 86 persen di Januari 2016. "Masih sama, apalagi LDR kita masih bagus. Masih ada ruang untuk ekspansi," ujarnya.
Selain itu, ia pun meyakini jika penurunan bunga itu tidak serta merta membuat kementerian/lembaga BUMN pindah ke swasta. "BUMN kan ditegur juga sama pemerintah kalau minta bunga yang tinggi. Jadi ya belum tentu bisa,"katanya.