EKBIS.CO, JAKARTA --- Pertumbuhan ekonomi sebuah bangsa tidak lepas dari lahirnya entrepreneur-entrepreneur yang dimilikinya, terutama dari generasi muda. Indonesia sebagai negara dengan penduduk nomor empat terbesar dunia, ditambah dengan kekayaan alam yang melimpah, berpotensi menjadi kekuatan ekonomi dunia. Tentu saja, harus didukung dengan peningkatan jumlah entrepreneur yang signifikan.
Langkah positif telah ditorehkan saat 17 entrepreneur muda Indonesia dinobatkan dalam “30 Under 30 Asia” versi Majalah Forbes baru-baru ini. Ini adalah daftar 30 entrepreneur di bawah usia 30 tahun di wilayah Asia yang dianggap sebagai sebagai pemimpin menjanjikan, entrepreneur andal, dan game changer. Mereka tersebar dalam berbagai kategori, seperti Social Entrepreneurs, Consumer Tech, Healthcare & Science, dan sebagainya.
Keberhasilan 17 anak muda ini diharapkan memacu lahirnya entrepreneur-entrepreneur muda lainnya di tanah air. Untuk mendukung lahirnya entrepreneur-entrepreneur baru, Tanoto Foundation bekerja sama dengan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menggelar Tanoto Entrepreneurship Series. Acara yang diadakan sejak 2011 ini menghadirkan entreprenursukses Indonesia untuk membagi kiat kesuksesan dalam entreprenuership kepada mahasiswa program MM FE UI.
“Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto, sebagai pendiri Tanoto Foundation sangat mendukung pengembangan entrpreneurship di Indonesia,” kata Anggota Dewan Penasehat Tanoto Foundation Ibrahim Hasan dalam rilis yang diterima Republika, Senin (29/2).
Ibrahim melanjutkan, Sukanto Tanoto memulai bisnisnya di Belawan, Sumatra Utara sebagai seorang leveransir. Secara perlahan, beliau membangun bisnisnya Royal Golden Eagle Group. “Kini, salah satu produk utama dari anak perusahaan RGE Group, yaitu Paper One, sudah dipasarkan di lebih dari 70 negara di dunia,” ujar Ibrahim.
Selain itu, Sukanto Tanoto juga memiliki tiga karakter yang membuatnya berhasil membawa RGE Group menjadi perusahaan global. Karakter pertamaadalah kerja keras. Kedua adalah berorientasi jangka panjang, di mana profit bukan hanya satu-satunya tujuan utama, tetapi harus dapat memberikan imbas yang positif kepada masyarakat, negara, dan lingkungan. Hal tersebut seperti yang Sukanto Tanoto selalu tekankan dalam prinsip 4Cs, yaitu Good for Community, Good for Country, Good for Climate, and Good for Company. Sedangkan karakter yang ketiga adalah semangat pantang menyerah.
Tanoto Entrepreneurship Series 2016 yang diadakan di Auditorium Gedung Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Salemba,menghadirkan Hariyadi Sukamdani, Direktur Utama Kelompok Usaha Sahid dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan Bambang Sutantio, pendiri dan pemilik PT Cisarua Mountaine Dairy, atau lebih dikenal dengan produk Cimory.
Menurut Hariyadi Sukamdani, seorang entrepreneur harus bisa memaksimalkan sumber daya yang ia miliki. “Seorang entrepreneur harus memiliki daya kreatif dan visioner, sehingga ia memiliki perencanaan tidak saja jangka pendek, namun bersifat jangka panjang. Entrepreneur juga harus selalu bertindak inovatif dan berani mengambil risiko,” kata Hariyadi Sukamdani.
Sementara Bambang Sutantio menekankan karakter seorang entrepreneur. “Entrepreneur dan pengusaha itu berbeda. Entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan melihat peluang dan menjalankan usahanya, lalu berusaha dengan segala kemampuan dan ketekunan untuk mentransformasikanpeluang tersebut menjadi usaha yang berkesinambungan,” tegas Bambang Sutantio.
Tanoto Entrepreneurship Series merupakan bentuk kontribusi dari Tanoto Foundation dalam menginspirasi generasi muda menjadi wirausahawan di Indonesia. Beberapa wirausahawan yang telah berbagi pengalaman dalam berwirausaha dalam Series ini antara lain Joko Widodo, Jusuf Kalla, Presiden Direktur Blue Bird TaxiNoni Purnomo, CEO Garudafood Sudhamek, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.