EKBIS.CO, PALEMBANG -- Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) serta segenap pejabat daerah meninjau lokasi pembangunan tol ruas Jalan Tol Palembang-Simpang Indralaya Sumatera Selatan, Kamis sore (3/3). Meski medan pembangunan berat karena didominasi lahan rawa, ia berharap teknologi baru mempercepat pembangunan.
"Ini memang masih 11 persen (pengerjaan) karena harus pakai teknologi dulu, air dipompa dulu agar tanah stabil," katanya kepada wartawan. Pantauan Republika, Jokowi meninjau lokasi pembangunan di STA 1.300. Ia memantau sekitar sembari mendapatkan penjelasan dari Direksi Hutama Karya selaku pelaksana pembangunan proyek.
Direktur Jenderal Bina Marga Kemenpupera Hediyanto W Husaini menjelaskan, pembangunan jalan tol menghindari lahan-lahan pertanian, kawasan subur dan produktif. Selain harganya yang mahal, pembangunan infrastruktur di lahan pertanian akan mengganggu agenda kedaulatan pangan.
"Memang lebih sederhana dan murah kalau membangun di lahan subur, tapi karena kita mengerjakan di lahan rawa, harus pakai teknologi tinggi," katanya.
Pemerintah juga memperhatikan kawasan sekitar berkaitan dengan pembangunan wilayah sekitar. Jika tol melintasi lahan pertanian, otomatis lahan sekitarnya pun beralih fungsi menjadi kawasan nonpertanian.
Pembangunan tol Palindra menggunakan teknologi baru dari Cina bernama Vacum Consolidation Method (VCM). "Ini tanah jelek yang suka dengan air, kita tidak pakai cara konvensional agar lebih hemat dari segi waktu dan biaya," tuturnya. (Baca: Tol Palindra Diharapkan Perlancar Ekonomi Lintas Timur Sumatera)
Biaya menggunakan teknologi VCM lebih murah Rp 1 triliun dibandingkan dengan teknologi konvensional dengan menumpuk tanah di atas lahan agar padat. Biaya investasinya pun lebih hemat 25 persen serta waktu pengerjaan perbaikan lahan menjadi lebih singkat yakni hanya empat bulan saja.