EKBIS.CO, JAKARTA -- Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) adalah wadah asosiasi Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) yang berada di ratusan kampus di Indonesia. Setelah beberapa waktu lalu FoSSEI berhasil mempresentasikan konsep KSEI sebagai counter secularism di forum internasional Asean Muslim Student Summit yang diselenggarakan di Malaysia, bulan ini FoSSEI akan meyelenggarakan even akbarnya yaitu Temu Ilmiah Nasional (Temilnas), 10-13 Maret 2016.
Presidium Nasional FoSSEI Multazam Zakaria mengemukakan, setelah 15 tahun FoSSEI menunjukkan eksistensinya, diharapkan FoSSEI semakin memberikan dampak nyata terhadap prekenomian bangsa.
“Dalam roadmap FoSSEI, visi lima tahunan 2015-2020 adalah visi internasionalisasi dan kebangsaan. Untuk mewujudkan itu, FoSSEI mulai terlibat dalam forum-forum internasional dan terus membangun kerjasama antar lembaga, baik lembaga industri, pemerintah, dan lainnya,” kata Multazam Zakaria, Rabu (9/3).
Itulah juga salah satu yang melatarbelakangi Temilnas tahun ini mengangkat tema “Revitalisasi Modal Sosial dalam Pembangunan Ekonomi Desa”. Multazam mengemukakan, seluruh akivis ekonomi Islam diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata untuk pembangunan ekonomi negara yang dimulai dengan pembangunan ekonomi desa.
“Tahun ini kita ingin aktivis ekonomi Islam tidak berhenti dan puas di tahap pengkajian, tapi juga harus mulai menerjemahkan semua yang dikaji dalam implementasi nyata di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, ekonomi Islam tidak berhenti dalam ruang wacana, tapi benar-benar dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat,” ujar Multazam.
Rangkaian acara Temilnas tahun ini di antaranya seminar internasional yang menghadirkan praktisi, pembuat regulasi, stakeholder dan akademisi ekonomi Islam dari dalam dan luar negeri. Selain itu, simposium paper ekonomi Islam, olimpiade ekonomi Islam untuk mahasiswa, achievment motivation training, excecutive talks, penandatanganan MoU dengan beberapa lembaga, sarasehan FoSSEI, forum-forum konsolidasi internal dan lainnya.
Temilnas yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini akan dihadiri sekitar 700 aktivis ekonomi Islam dari seluruh Indonesia.