EKBIS.CO, JAKARTA -- Edukasi dan sosialisasi dinilai jadi kunci pengembangan pasar modal syariah. Dengan begitu, pendalaman pasar untuk meningkatan permintaan dan pasokan produk pasar modal syariah bisa dicapai.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, OJK ingin masyarakat makin paham mengenai pasar modal syariah sehingga permintaan pasar modal syarian bisa naik dan produk makin berkembang sehingga tujuan pendalaman pasar bisa tercapai. Sosialisasi edukasi terus dilakukan OJK bersama pemangku kepentingan lain.
''Sudah ada produk investasi Rp 100 ribu, ini terjangkau bagi mahasiswa. Dengan masuk pasar, kami harap para investor muda jadi makin ingin tahu soal pasar modal,'' ungkap Nurhaida membuka Festival Pasar Modal Syariah di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/3).
OJK mencanangkan 2015 sebagai tahun pasar modal syariah, juga menerbitkan logo dan slogan serta enam peraturan OJK terkait pasar modal syariah dan profesi penunjang pasar modal syariah.
Nurhaida juga menuturkan, pertumbuhan pasar modal syariah mencapai 12-15 persen tahun ke tahun. Dari 581 emiten 336 di antaranya atau 57 persennya adalah emiten syariah dengan kapitalisasi Rp 2.800 triliun.
Hanya saja, dari 97 reksa dana syariah, nilai aktiva bersihnya (NAB) Rp 9,54 triliun atau 3,28 persen dari total NAB reksa dana yang lebih dari Rp 270 triliun. Sebanyak 45 sukuk korporasi pun nilai outstandingnya baru Rp 9,52 triliun atau 3,57 persen dari nilai total surat utang korporasi. Sukuk negara mencapai 49 sukuk dengan nilai Rp 328 triliun atau 13 persen dari total nilai SBN.
''Satu sisi jadi tantangan karena ruang tumbuh masih besar. Apalagi pelaku pasar modal syariah pun sebenarnya sudah banyak,'' kata Nurhaida.
Saat ini, kata dia, sudah ada 34 manager investasi yang memiki produk reksa dana syariah, 23 perusahaan efek, 14 bank kustodian reksa dana syariah dan sembilan sekuritas pemilik sharia online trading system.