Rabu 30 Mar 2016 12:22 WIB

Megawati: Impor Beras hanya Untungkan Segelintir Pihak

Rep: agus raharjo/ Red: Taufik Rachman
  Pekerja melaukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto:
Pekerja melaukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11). (Republika/Agung Supriyanto)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengaku heran pemerintahan Presiden Joko Widodo masih mengimpor beras. Padahal, sebenarnya Indonesia sudah dapat mencapai swasembada pangan. Megawati justru menuding impor beras yang dilakukan pemerintah hanya menguntungkan sebagian pihak di Indonesia.

“Saya bilang Pak Jokowi, kita bisa swasembada pangan, tapi kok impor beras, siapa yang diberi keuntungan ya hanya segelintir orang,” tutur Megawati saat berpidato di Konvensi Nasional tentang Haluan Negara, di Jakarta Convention Centre, Rabu (30/3).

Presiden kelima RI tersebut menambahkan, dengan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah, justru membuat tekanan pada para petani di Indonesia. “Petani kita itu di’blesek-blesek’ (ditenggelamkan paksa) tidak diberi kehidupan,” tegas Megawati.

Seharusnya pemerintah dapat memanfaatkan perbedaan budaya yang ada di Indonesia. Termasuk dalam pola makan masyarakat Indonesia yang juga berbeda-beda.

Artinya, seharusnya pemerintah tidak menyamakan pola makan di seluruh wilayah Indonesia dengan makan beras. Sebab, sebagian masyarakat Indonesia di wilayah timur justru terbiasa makan sagu.

Megawati menambahkan, seharusnya pemerintahan Jokowi tidak memaksa seluruh masyarakat untuk makan beras. Akibat hal itu, kebutuhan beras di Indonesia membengkak. Selanjutnya, pemerintah harus impor beras untuk memenuhi seluruh kebutuhan makan masyarakat Indonesia.

“Ngapain mesti impor, di (Indonesia) timur, suruh saja lagi makan sagu, kok dipaksa makan beras, ini pertanyaan lho bagi saya,” ujar putri Presiden Sukarno ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement