EKBIS.CO, MALANG -- Badan Ekonomi Kreatif tengah merancang program Dana Ekonomi Kreatif yang diharapkan mampu menjadi salah satu penyelesai masalah permodalan, khususnya bagi industri kreatif pemula di Tanah Air.
"Bekraf sedang merancang sebuah program yang disebut Dana Ekonomi Kreatif. Dekraf adalah sebuah kesepakatan dari berbagai sumber pendanaan yang ada dan dialokasikan khusus untuk portofolio sektor ekonomi kreatif," kata Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif Fajar Hutomo Tomy di Malang, Jawa Timur, Jumat (1/4).
Ia mengatakan pengalokasian khusus untuk sektor ekonomi kreatif tersebut meliputi sumber pendanaan yang berbentuk hibah, pinjaman atau kredit, maupun penyertaan saham. Saat ini, kendala yang masih dihadapi oleh sektor ekonomi kreatif, khususnya permodalan, karena mereka sulit untuk mendapatkan akses perbankan.
"Kendala yang sering dihadapi pelaku ekonomi kreatif terkait permodalan adalah sulit mendapatkan akses perbankan dan aset utama ekonomi kreatif berupa karya atau daya cipta kreatif," kata Fajar.
Dalam rangkaian acara Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) di Malang, Jawa Timur, Direktorat Akses Non Perbankan Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif juga melaksanakan kegiatan bernama "Workshop Membuat Proposal Bisnis" yang akan membahas beberapa masalah terkait permodalan. Selain itu, membuat perencanaan bisnis agar ide-ide atau konsep yang dimiliki pelaku ekonomi kreatif dapat diterima oleh Perusahaan Modal Ventura. Perusahaan Modal Ventura juga harus menganalisis risiko dalam menyalurkan dana kepada calon pasangan usaha (start up).
Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif juga melakukan pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan dan program di bidang ekonomi kreatif dengan mentoring dari pihak modal ventura yang diwakili oleh Kinara Indonesia dan Fenox Venture Capital.
Kali ini, Direktorat Akses Non Perbankan mengundang peserta dari salah satu subsektor, yaitu animasi dan aplikasi dan tidak menutup kemungkinan akan mengundang subsektor yang lain di lokakarya selanjutnya. Sasaran dari lokakarya itu, tersusunnya dokumen perencanaan bisnis dari para start up yang nantinya bisa menjadi patokan atau pedoman para start up dalam mengajukan proposal bisnisnya kepada para pemodal usaha.
"Workshop ini bertujuan membimbing para start up dalam membuat perencanaan bisnis dengan baik dan merupakan kickoff dari rangkaian kegiatan serupa yang akan kami adakan di berbagai kota, di mana respons saat ini sudah cukup baik dari para peserta," kata Fajar.