EKBIS.CO, JAKARTA --- Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP) berkomitmen untuk terus mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menghasilkan sawit lestari dan ramah lingkungan (sustainable palm oil) sebagai kompetensi yang sangat diakui oleh konsumen global. Hal ini juga penting untuk terus didorong agar komoditas ini tetap terjaga sebagai kontributor perekenomian bangsa yang signifikan.
Direktur Eksekutif IPOP Nurdiana Darus mengatakan, salah satu komitmen IPOP adalah membantu meningkatkan kapabilitas dan produktivitas para petani sawit (smallholders) melalui program-program pemberdayaan, seperti integrasi kelapa sawit dan sapi yang berhasil dilakukan di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Di sana, pelepah sawit diolah sebagai bahan pakan sapi dan kotoran sapi dipakai untuk pupuk pohon sawit.
Menurut Nurdiana, IPOP bersama sejumlah mitra juga memberikan program pendampingan dan pelatihan kepada smallholders tentang cara-cara bertanam sawit yang benar dengan tidak melakukan pembakaran lahan, tidak menanam di lahan gambut, melakukan pendataan untuk smallholders, dan menyelesaikan persoalan-persoalan teknis yang terjadi di lapangan.
“Sehingga produk sawit yang dihasilkan sesuai dengan standar nasional dan global,” kata Nurdiana dalam rilis yang diterima Republika, Selasa (12/4).
Selain itu, kata Nurdiana, IPOP juga dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap ISPO yang dicanangkan pemerintah selama ini. Komitmen IPOP sangat jelas, yakni membantu Pemerintah Indonesia, termasuk membantu meningkatkan permintaan global terhadap produksi sawit nasional. “Bagaimana caranya? Yaitu dengan menghasilkan sawit lestari yang ramah lingkungan, sesuai dengan standar yang diakui konsumen global,” ujar Nurdiana.
Komitmen enam anggota IPOP, yakni Cargill, Wilmar, Asian Agri, Golden Agri Resources, Musim Mas, dan Astra Agro Lestari, merupakan komitmen bersama yang dinyatakan secara sukarela untuk secara bersama-sama menghasilkan sawit ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan cara melindungi hutan dengan nilai konservasi tinggi dan mengandung karbon yang tinggi, biodiversitas, saling menghargai hak-hak antar-manusia dan komunitas, serta memberikan manfaat untuk seluruh pemangku kepentingan terkait.
“Itu yang sebenarnya menjadi komitmen kami dan komitmen tersebut sudah menjadi kebijakan di setiap anggota IPOP. Apa yang sudah kami tanda tangani bersama itu adalah untuk mencari solusi terbaik dalam menghasilkan sawit lestari. Tentunya upaya-upaya tersebut harus dilakukan bersama dengan para stakeholders, termasuk pemerintah,” kata Nurdiana.n