Senin 18 Apr 2016 17:45 WIB

Februari, Indonesia Punya Utang Luar Negeri 311,5 Miliar Dolar AS

Rep: c37/ Red: Dwi Murdaningsih
Hutang Luar Negeri. Pekerja mengerjakan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Hutang Luar Negeri. Pekerja mengerjakan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia mencatat, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh 3,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 311,5 miliar dolar AS pada Februari 2016. Berdasarkan jangka waktu asal, pertumbuhan ULN tersebut dipengaruhi oleh ULN jangka panjang yang meningkat, sementara ULN jangka pendek menurun.

Sedangkan berdasarkan kelompok peminjam, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik yang meningkat, sementara ULN sektor swasta menurun.

Data BI menunjukkan, berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang yaitu sebesar 87,7 persen dari total ULN. ULN berjangka panjang pada akhir Februari 2016 mencapai 273,2 miliar dolar AS atau tumbuh 5,8 persen (yoy), sementara ULN berjangka pendek turun 9,5 persen (yoy) menjadi 38,3 miliar dolar AS.

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN sektor swasta. Posisi ULN swasta turun 0,7 persen (yoy) sehingga menjadi 164,6 miliar dolar AS atau 52,8 persen dari total ULN pada akhir Februari 2016. Di sisi lain, ULN sektor publik meningkat 9,0 persen (yoy) sehingga posisinya pada akhir Februari 2016 menjadi sebesar 146,9 miliar dolar AS atau 47,2 persen dari total ULN.

Pada sektor swasta, posisi ULN pada akhir Februari 2016 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,1 persen.

Bila dibandingkan dengan Januari 2016, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas dan air bersih meningkat, sementara sektor keuangan melambat. Adapun pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan masih mengalami penurunan.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara mengatakan, BI memandang perkembangan ULN di Februari 2016 masih cukup sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.

"Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement