EKBIS.CO, SEMARANG — Pembangunan jaringan pipa gas interkoneksi Jawa sangat potensial untuk mendukung program 35 ribu megawatt (MW). Sebab program kelistrikan yang dicanangkan Pemerintah ini juga bakal memanfaatkan bahan bakar gas.
“Sekitar 20 persen proyek 35 ribu MW ini akan menggunakan bahan bakar gas,” ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja, di Semarang, Sabtu (13/5).
Hal ini, jelas Wiratmaja, memberikan gambaran betapa kebutuhan gas ke depan akan terus meningkat. Untuk itu, Kementerian ESDM akan mendorong PT Pertamina Gas (Pertagas) dalam membangun jaringan pipa gas yang menyambungkan Jawa.
Saat ini, katanya, Indonesia harus mengejar ketertinggalan dalam bidang infrastruktur migas, khususnya gas bumi. Karena itu diperlukan pembangunan infrastruktur yang masif.
Sebab di masa mendatang gas akan menjadi energi yang akan dipakai dimana-mana. Selain pembangkit listrik gas juga sangat dibutuhkan pabrik (industri) yang saat ini mulai banyak beralih dari bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).
“Termasuk diantaranya gas untuk kebutuhan rumah tangga yang juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” tambahnya.
Pembangunan infrastruktur gas, masih menurut Wiratmaja, menjadi penting dalam memicu pertumbuhan ekonomi yang merata. Saat ini, PT Pertagas terus mengebut penyelesaian infrastruktur gas Gresik- Semarang (Gresem) sepanjang 267 kilometer.