Kamis 19 May 2016 18:22 WIB

Rizal Ramli: Indonesia Pantas Diperhitungkan dalam Bisnis Tuna

Red: Nidia Zuraya
 Nelayan membongkar tangkapan ikan tuna di dermaga desa Daeo, Pulau Morotai,  Ahad (15/11).   (Antara/Fanny Octavianus)
Nelayan membongkar tangkapan ikan tuna di dermaga desa Daeo, Pulau Morotai, Ahad (15/11). (Antara/Fanny Octavianus)

EKBIS.CO, KUTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan bahwa Indonesia memiliki kontribusi cukup signifikan dalam bisnis tuna dunia dengan sekitar 16 persen total produksi tuna di dunia berasal dari hasil laut Nusantara.

"Indonesia memiliki kontribusi cukup signifikan dalam bisnis tuna dengan mengekspor sekitar 209,410 ton dengan nilai produksi mencapai 768,4 juta dolar AS pada tahun 2013," katanya pada "2nd Bali Tuna Conference dan 5th International Coastal Tuna Business Forum" (ICTBF-5) di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis (19/5).

Menurut dia, Indonesia pantas diperhitungkan dalam bisnis tuna, data resmi FAO mencatat tahun 2014, kurang lebih 6,8 juta metrik ton tuna dan sejenis tuna ditangkap oleh banyak negara di seluruh dunia. Indonesia berhasil memasok lebih dari 16 persen total produksi dunia dengan rata-rata produksi tuna, cakalang dan tongkol Indonesia mencapai lebih dari 1,1 juta ton per tahun.

"Tentunya nilai ekonomi dari perdagangan produk perikanan tuna Indonesia ini sangat besar dan menjadi peluang yang terus dimanfaatkan," ucapnya.

Sumber daya ikan tuna, lanjut dia, merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sekaligus telah menjadi primadona produk perikanan dunia, karena sifatnya highly migratory, maka ekstrasi pemanfaatannya dilakukan oleh banyak negara.

Sebagai salah satu produsen tuna terbesar di dunia, Indonesia menghadapi sejumlah tantangan besar akan dihadapi. Adanya kenyataan bahwa status pemanfaatan tuna pada saat ini tengah dihadapkan pada kompleksitas permasalahan yang tinggi.

Berdasarkan data FAO, sepertiga stok tuna yang ada saat ini diperkirakan telah ditangkap pada kondisi tidak berkelanjutan secara alamiah. Sedangkan stok tuna sisanya yang berjumlah 66,7 persen pun telah ditangkap pada kondisi maksimum.

Data stok sumberdaya tuna yang sama, khususnya di bagian barat Samudera Hindia, juga telah mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 30 persen selama beberapa tahun terakhir. Penurunan ini umumnya disebabkan oleh kegiatan pencurian ikan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement