EKBIS.CO, GARUT -- Bank BJB bersama tiga bank lainnya mulai berfokus menyasar pembiayaan untuk UMKM di sektor agrobisnis. Rencana kerja Bank BJB tersebut dipastikan akan mendukung program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ilya Avianti mengatakan, selama ini perbankan belum maksimal menyentuh sektor pertanian dan perkebunan, termasuk kopi. Untuk itu, pihaknya mendorong Bank BJB dan tiga bank BUMN untuk menggarap pembiayaan di sektor agrobisnis. Tiga bank BUMN itu yakni Mandiri, BRI, dan BNI. "Jangan ragu lagi bagi para petani untuk mengakses produk pembiayaan dari bank," ujar Ilya dalam silaturahim dengan Bank BJB di Hotel Sumber Alam, Cipanas, Kabupaten Garut, Senin (23/5) malam.
Bank BJB dan ketiga bank itu, imbuh dia, akan menjalin kerja sama dalam memberikan pembiayaan I sektor agrobisnis. Untuk saat ini, lanjut dia, pembiayaan akan disalurkan untuk petani kopi. Ilya mengutarakan, dalam kerja sama ini, Bank BJB menyalurkan pembiayaan kepada petani kopi melalui resi gudang.
Bagi para petani kopi, paparnya, resi gudang merupakan sebuah solusi mendapatkan pembiayaan saat panen raya. "Petani pun dapat mengagunkan sertifikat resi gudang untuk mendapatkan pembiayaan dari Bank BJB," tambahnya.
Kepala OJK Regional Jabar, Sarwono, menuturkan, potensi agrobisnis, khususnya kopi, tergolong besar di Jabar. Di tengah produksi kopi yang mencapai ratusan ton, papar dia, ternyata penyaluran pembiayaan perbankannya masih minim, yakni Rp 3 miliar per tahun. "Jika mengacu pada potensinya, nilai pembiayaan dapat melebihi Rp 3 miliar," katanya. Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi Bank BJB jika mampu mendongkrak pembiayaan bagi petani kopi.
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan mengaku siap mendukung pembiayaan UMKM sektor agrobisnis, khususnya petani kopi. Dia menegaskan, kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Jabar. "Kami berkepentingan untuk memajukan komoditas tersebut," katanya. Salah satu bentuk dukungan Bank BJB, tegas dia, yakni memberikan permodalan.