EKBIS.CO, PONTIANAK -- Bank Indonesia (BI) Kalimantan Barat memprediksi pada Juni 2016 akan terjadi inflasi seiring peningkatan konsumsi masyarakat saat Ramadhan serta kenaikan harga tiket pesawat, daging ayam ras dan beras.
"Bulan puasa akan melonjak permintaan akan barang dan jasa sehingga akan memicu naiknya harga. Berdasarkan pola historis beberapa tahun terakhir, potensi inflasi sebulan sebelum Lebaran bersumber dari tiket angkutan udara, daging ayam ras dan beras. Namun tiket pesawat ini tidak sebesar sebelumnya," ujar Kepala Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Dwi Suslamanto di Pontianak, Kamis (26/5).
Dwi menjelaskan melonjaknya permintaan di bulan puasa merupakan tren tahunan dan inflasi selalu lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Namun ia meyakini inflasi tidak akan terlalu tinggi, selama stok dan distribusi barang lancar.
"Bulan Juni inflasi mungkin di sekitaran satu persen, bisa di bawah, bisa di atas, tetapi tidak akan terlalu tinggi, kecuali ada kondisi ekstrem," katanya.
Ia juga memperkirakan konsumsi yang cukup tinggi hanya akan terjadi pada minggu pertama puasa. Secara umum, ia mengatakan komponen inflasi terdiri dari tiga, yaitu pertama, inflasi inti yang berasal dari interaksi permintaan - penawaran domestik, ekspektasi inflasi, dan faktor eksternal.
Kedua, inflasi dari harga pangan bergejolak (volatile food). Ketiga, inflasi dari komponen harga yang diatur pemerintah (administered prices) seperti harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik. "Dari ketiga komponen tersebut, inflasi di Kalbar banyak dipengaruhi volatile food. Harga bahan pangan sangat tidak stabil. Masyarakat biasanya menghabiskan lebih dari setengah pendapatan mereka yang bisa dibelanjakan untuk makanan, terutama beras," katanya.