EKBIS.CO, JAKARTA -- Peringkat daya saing Indonesia mengalami penurunan dari peringkat ke-42 menjadi ke-48. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan, pemerintah pun pasti akan berupaya memperbaiki dan meningkatkan daya saing.
"Itu namanya daya saing yang tentu kita perbaiki semua," kata JK saat memberikan keterangan pers di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (3/6).
Lebih lanjut, ia mengatakan peringkat daya saing dipengaruhi dua hal yakni upaya perbaikan dari pemerintah serta kondisi dari negara lain. Ia tak menutup kemungkinan, peringkat daya saing Indonesia sebenarnya tak menurun namun daya saing dari negara lain bisa jadi lebih baik.
"Akhirnya peringkatnya naik, turun katakanlah kalau anda mengatakan turun. Apalagi kalau orang melihatnya apa yang kita buat itu belum sesuai dengan apa yang kita katakanlah rencanakan," kata JK.
JK mengatakan, izin usaha yang masih belum terlalu cepat serta produktifitas listrik yang masih kurang pun membuat daya saing Indonesia menurun. Ia mengaku, kebijakan nasional yang dikeluarkan pemerintah terkadang juga masih belum dijalankan di daerah lain.
Karena itu, pemerintah telah menegur daerah tersebut dan menginstruksikan untuk melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan. Selain itu, menurut JK, perekonomian dari Cina tak hanya berdampak pada Indonesia, namun juga berdampak pada sejumlah negara lainnya seperti Malaysia, Thailand, juga Filipina.
Sebelumnya, menurut laporan International Institute for Management Development (IMD) 2016, peringkat daya saing Indonesia turun enam peringkat dari peringkat ke-42 menjadi ke-48. Direktur IMD Competitiveness Center Profesor Arturo Bris mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang mengalami penurunan signifikan selain negara Taiwan, Malaysia, dan Korea Selatan.
Bris tidak menyebutkan secara khusus alasan penurunan peringkat Indonesia dalam laporan resminya. Namun, dalam wawancara khusus dengan Forbes, Bris menyebutkan bahwa negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, Korea Selatan mengalami penurunan peringkat daya saing karena terimbas perekonomian Cina.
Di level Asia Tenggara, peringkat Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Singapura menempati peringkat empat atau turun satu peringkat, Malaysia turun lima peringkat ke posisi 19, Thailand naik dua peringkat ke posisi 28, sedangkan Filipina turun satu peringkat ke posisi 42.