EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Universitas Padjajaran Ina Primiana mengatakan, di tengah lesunya industri tekstil dan produk tekstil (TPT)pemerintah sebaiknya mendorong peningkatan pemenuhan pasar dalam negeri. Hal ini agar industri TPT terus bergerak, meskipun sebagian besar bahan bakunya masih impor.
"Pasar industri TPT di dalam negeri harus dibuka, karena kalau bersaing dengan Vietnam maupun Bangladesh kita masih kalah," ujar Ina kepada Republika, Kamis (9/6).
Dalam memberikan insentif untuk industri TPT, pemerintah perlu melihat secara mendalam permasalahan yang dihadapi oleh industri tersebut. Menurut Ina, permasalahan dalam industri TPT cukup kompleks, mulai dari energi, perpajakan, upah buruh, dan juga impor bahan baku. Apabila pemerintah ingin meningkatkan industri TPT, maka kebijakan yang membebani harus diperbaiki satu persatu.
"Banyak persoalan di internal dalam negeri terkait dengan kebijakan yang tidak saling mendukung," kata Ina.
Oleh karena itu, membuka pasar dalam negeri merupakan solusi jangka pendek yang dapat diambil oleh pemerintah untuk meningkatkan industri TPT. Menurut Ina, sementara pasar dalam negeri berjalan pemerintah juga berupaya untuk membuka pasar melalui free trade agreement dengan negara lain.
Khusus untuk skema perjanjian perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP), Ina menjelaskan, pemerintah harus melihat manfaatnya untuk seluruh sektor. Apabila TPP merugikan industri lain, sebaiknya jangan memaksakan karena masih banyak negara lain yang memiliki pasar potensial untuk digarap.