EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyampaikan sejumlah harapan pengembangan industri sektor hulu di bidang tekstil, terutama terkait kebutuhan bahan polyester yang masih impor. Harapan tersebut disampaikan API saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (21/11)
"Kami memberikan harapan besar bahwa ada refinery baru yang didorong pemerintah yang akan memproduksi paracilin," kata Ketua Umum API, Ade Sudradjat, dalam jumpa pers di Kantor Presiden.
Dengan refinery itu dia berharap kebutuhan polyester dapat dipenuhi dari dalam negeri dan meningkatkan daya saing di masa depan. Selain itu, dia menyampaikan dibutuhkannya hutan tanaman rakyat yang menanam kayu eucaliptus maupun akasia sebagai bahan serat rayon.
Ade menjelaskan dibutuhkan setidaknya 1 juta hektar lahan untuk penanaman kayu jenis tersebut guna menyuplai bahan baku bagi fiber fiskus.
Presiden Jokowi menerima sejumlah pengurus API dan Asosiasi Produsen Serat Sintetis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) di Istana Merdeka membahas upaya penguatan industri tekstil mulai dari hulu hingga hilir.
Ade menjelaskan investasi dalam jumlah besar juga diperlukan bagi sektor pertenunan atau perajutan dying finishing. Menurut Ade, ada beberapa calon investor yang masih mempertimbangkan kecepatan pelayanan perizinan untuk menanamkan modal di industri dying finishing printing.
Pihaknya juga menyampaikan berbagai hal termasuk bagaimana merevitalisasi industri ini, supaya pergantian mesin, supaya penjualan mesin lama tidak dikenakan PPn. "Juga masalah energi, bagaimana pun juga kita menggunakan gas alam supaya harganya jangan terlalu tinggi dibandingkan negara-negara pesaing tinggi yang mendapatkan sumber gas alam dari kita (Indonesia) tapi kita menjual terlalu mahal dari dalam negeri," katanya.
Presiden Jokowi dalam sambutan pertemuan membahas upaya perkembangan industri, salah satunya dengan peningkatan ekspor. Presiden menjelaskan akan disiapkan kawasan apparel park untuk mendukung industri tekstil.