EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 10 persen atau sebesar Rp 20 triliun hingga Rp 40 triliun hingga akhir tahun.
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, Royke Tumilaar mengatakan, meski secara industri pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai tujuh persen, pihaknya optimistis untuk membidik target di atas rata-rata industri.
Sedangkan, jumlah pertumbuhan kredit korporasi hingga Mei tumbuh delapan persen dari total portofolio Rp 200 triliun. "Kurang lebih sampai Juni akan mendapatkan kredit sebesar Rp 18 triliun hingga Rp 20 triliun," ujar Royke di Jakarta, Jumat (10/2) malam.
Menurut Royke, dalam menyalurkan kredit korporasi, Bank Mandiri membidik segmen infrastruktur. Saat ini kredit di segmen infrastruktur mencapai 70 persen, dengan nilai Rp 12 triliun hingga Rp 13 triliun dari posisi kredit pada bulan Mei.
Sedangkan 30 persen diprioritaskan untuk private placement. Bank Mandiri juga membidik sektor manufaktur, karena menurutnya banyak perusahaan yang sudah memulai untuk membangun pabrik. Selain itu, sektor properti juga menjadi salah satu sasaran perseroan dalam menyalurkan kreditnya.
"Saya berharap properti mulai naik setalah ada relaksasi loan to value (LTV) mulai dijalankan. Terutama setelah aturan tax amnesty selesai, properti akan naik," katanya.
Sektor tambang seperti minyak, CPO, dan gas juga menjadi segmen kredit Bank Mandiri. Walaupun banyak yang menilai sektor tambang sedang lesu, menurutnya, sektor ini merupakan kekuatan dari ekonomi Indonesia.
"Komoditi yang paling besar di kita itu CPO, karet, dan batu bara. Itu kan komoditi yang unggulan ekspor. Ya mungkin volumenya kecil tapi tetap ada ekspor kan," ujarnya.