Rabu 22 Jun 2016 07:59 WIB

Harga Minyak Mentah Anjlok karena Sentimen Brexit

Red: Nur Aini
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.

EKBIS.CO, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun moderat pada Selasa (21/6) setelah reli selama dua hari, karena para investor menunggu laporan terbaru tentang persediaan minyak mentah AS dan referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa minggu ini.

Pasar gelisah dua hari sebelum referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa pada Kamis. Jajak pendapat baru pada Selasa menunjukkan pilihan masih terlalu ketat antara pendukung tetap di Uni Eropa dan mereka yang mendukung keluar dari Uni Eropa. "Ini mundur dari peningkatan yang kita lihat kemarin yang sangat dipengaruhi oleh optimisme tentang pilihan Brexit, optimisme mereka tidak akan keluar, dalam arti itu akan membantu pasar modal di seluruh dunia, tentu saja di Eropa," kata Mike Lynch dari Strategic Energy & Economic Research.

Harga patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun 52 sen menjadi berakhir di 48,85 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, tergelincir tiga sen menjadi menetap pada 50,62 dolar AS per barel.

"Aksi ambil untung menjelang data persediaan AS pasti salah satu alasan mengapa harga minyak mentah telah ditarik kembali, terutama karena harga telah meningkat lebih tajam dalam dua hari perdagangan sebelumnya," kata analis City Index, Fawad Razaqzada.

Dalam dua sesi sebelumnya, harga minyak menguat karena selera investor terhadap aset-aset berisiko seperti minyak meningkat, setelah kekhawatiran tentang kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa berkurang. Para pedagang juga tampak berhati-hati menjelang laporan Departemen Energi AS (DoE) tentang stok minyak negara itu pada Rabu.

Persediaan minyak mentah komersial AS diperkirakan mengalami penurunan sebesar 1,5 juta barel pekan lalu, menurut survei terhadap para ahli oleh Bloomberg News. Stok minyak mentah AS tetap pada tingkat rekor tinggi di tengah pasar global yang kebanjiran pasokan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement