EKBIS.CO, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi AS pada 2016. Tantangan jangka panjang dinilai mengancam pertumbuhan kuat dan berkelanjutan.
IMF menyebut ekonomi AS diperkirakan tumbuh 2,2 persen pada 2016, turun dari perkiraan IMF 2,4 persen pada April. Pemberi pinjaman yang berbasis di Washington itu mempertahankan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi AS pada 2017 sebesar 2,5 persen tidak berubah.
Dolar AS, investasi bisnis lambat dan risiko pertumbuhan global kemungkinan akan menimbulkan risiko-risiko jangka pendek terhadap ekonomi AS. IMF menyoroti empat aspek yang menimbulkan tantangan terhadap pertumbuhan mendatang ekonomi AS. Keempat aspek itu yakni menurunnya partisipasi angkatan kerja, pertumbuhan produktivitas yang lemah, meningkatnya polarisasi dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, dan meningkatnya populasi dalam kemiskinan.
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan empat aspek ini tidak hanya akan menimbulkan dampak ekonomi tetapi juga dampak politik pada Amerika Serikat. Ketika ditanya tentang sentimen anti-perdagangan saat ini di AS, Lagarde mengatakan bahwa ada peningkatan proteksionisme perdagangan, yang tidak akan kondusif untuk pertumbuhan produktivitas.
IMF meminta Washington untuk menolak segala bentuk proteksionisme, meningkatkan investasi infrastruktur, reformasi pajak penghasilan badan dan memperkuat kebijakan untuk membantu rumah tangga berpenghasilan rendah, dalam upaya mengamankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Sehubungan dengan kemungkinan dampak dari Inggris keluar dari Uni Eropa (UE), Lagarde mengatakan bahwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan memiliki dampak pada ekonomi AS melalui perdagangan dan saluran keuangan, tapi itu tidak mungkin membawa resesi di Amerika Serikat.