Jumat 24 Jun 2016 08:30 WIB

Brexit Bakal Pengaruhi Keuangan Islam Global?

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
keuangan syariah/ilustrasi
Foto:

Brexit bisa juga berarti angin segar bagi Inggris mewujudkan ambisinya menjadikan London sebagai pusat keuangan Islam global dan berdiri bersama Dubai dan Kuala Lumpur, seperti yang dicita-citakan Menteri Keuangan Inggris, George Osborne tahun lalu.

Saat ini ada 20 bank syariah di Inggris dimana enam di antaranya merupakan bank syariah penuh. Bank-bank Timur Tengah memilik peran besar dalam industri keuangan Islam di Inggris melalui anak usaha mereka seperti Qatar Islamic Bank, Abu Dhabi Islamic Bank, Mashreq (UAE) dan ABC International Bank (Bahrain).

Bank of London and The Middle East dinilai jadi jembatan Eropa dengan seluruh wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara. Bank bank dengan aset, laba dan jaringan terbesar di Barat ini bisa menghadapi persoalan bila Brexit benar-benar terjadi.

Inggris telah lama menjadi lahan subur tumbuhnya firma hukum dan jasa akuntan yang terlibat dalam industri keuangan Islam di Inggris bersama universitas, sekolah bisnis dan pusat riset. LSE juga sudah mengembangkan ketahanan atas keuangan Islam dan saat ini mencatat lebih dari 49 penerbitan sukuk dengan nilai lebih dari 34 miliar dolar AS.

Belum lagi para pekerja industri jasa keuangan Islam bisa terpengaruh Brexit. Lembaga konsultasi dan riset jasa keuangan, PwC, sekitar 100 ribu pekerja industri jasa keuangan, termasuk keuangan Islam, bisa kehilangan pekerjaan atau berpindah ke lembaga keuangan lain di Eropa yang mencari SDM keuangan Islam. Secara umum, Brexit dinilai membawa efek negatid bagi industri jasa keuangan Islam di Inggris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement