Rabu 29 Jun 2016 06:35 WIB

Logam Mulia Turun Karena Pasar Ekuitas AS Mulai Stabil

Red: Nidia Zuraya
Emas Batangan (Ilustrasi)
Foto: AP Photo
Emas Batangan (Ilustrasi)

EKBIS.CO,  CHICAGO -- Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun sedikit pada Selasa (28/6) atau Rabu (29/6) pagi WIB, karena pasar ekuitas AS mulai stabil setelah menderita kerugian besar akibat Inggris keluar dari Uni Eropa.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus turun 6,80 dolar AS atau 0,51 persen, menjadi menetap di 1.317,90 dolar AS per ounce. Sementara ekuitas AS bangkit kembali pada Selasa (28/6), dengan indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 139,84 poin atau 0,82 persen pada pukul 17.30 GMT.

Para analis mencatat bahwa kenaikan ini belum mengembalikan kerugian di pasar saham AS dalam dua hari perdagangan terakhir, yang dipicu perburuan terhadap logam mulia sebagai safe haven setelah Inggris pada pekan lalu memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dengan dukungan suara 52 persen.

Referendum, dijuluki sebagai Brexit oleh investor, sebagian besar dipandang sebagai langkah yang sangat tidak stabil. Analis mencatat bahwa potensi untuk Brexit telah menyebabkan volatilitas di pasar, mendorong para investor membeli emas sebagai safe haven.

Beberapa analis juga mencatat bahwa aksi ambil untung telah menekan emas pada Selasa (28/6), setelah emas naik sekitar 4,87 persen selama dua hari terakhir perdagangan, ditutup di dekat tingkat tertinggi dua tahun pada Senin.

Di sisi ekonomi, Departemen Perdagangan AS merilis laporan produk domestik bruto (PDB) pada Selasa, menempatkan tekanan pada emas karena PDB riil naik sebesar 1,1 persen, yang analis catat berada di unjung tertinggi kisaran konsensus.

Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa indeks harga PDB lebih lemah dari perkiraan, yang membuat laporan ini sedikit lebih bervariasi. Selain itu, Conference Board melaporkan pada Selasa (28/6) bahwa indeks kepercayaan konsumen naik menjadi 98 pada Juni dari 92,4 pada Mei, menandai tingkat tertinggi sejak Oktober.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement