EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan penyusunan database ekonomi kreatif di Indonesia. Untuk itu akan dilakukan survei khusus tentang ekonomi kreatif di 57 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.
Menurut Kepala Bekraf Triawan Munaf, Bekraf sebagai sebuah lembaga masih bayi dengaan tugas yang sangat besar. Karenanya pihaknya bekerjasama dengan BPS untuk penyusunan database ekonomi kreatif di Indonesia.
"Kita butuh big data untuk dasar bekerja. Karena selama ini data terkait ekonomi kreatif masih minim. Bekraf kalau bekerja tanpa dasar data dan terukur dikira tidak kerja," ujarnya kepada wartawan d Yogyakarta usai pertemuan dengan BPS se-Indonesia, Kamis (21/7).
Menurut Triawan, degan data yang dari BPS tersebut pihaknya bisa menentukan arah kebijakan yang tepat bagi perkembangan ekonomi kreatif nasional ke depan. Sehingga target pertumbuhan 12 persen PDB ekonomi kreatif dengan 13 juta teaga kerja dan bisa berkontribusi 10 persen eksport nasional hingga 2019 nanti.
Melaluii kerja sama tersebut diharakan ada database ekonomi kreatif untuk pengembangan 16 subsektor yang masuk ekonomi kreattif tersebut. 16 Subsektor tersebut adalah, aplikasi dan pengembangan permainan, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasui dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa serta televisi dan radio.
Sementara itu Kepala BPS Suryamin, mengatakan, hasil survei terkait ekonomi kreatif ini diharapkan selesai Desember 2016 seiring selesainya Sensus Ekonomi 2016.
Menurut Suryamin, paling tidak ada 4.400 sampel ekonomi kreatif di 57 kabupaten/kota di Indinesia. Dari hasil survei kemudian akan dipetakan permasalahan apa yang dihadapi ekonomi kreatif di Indonesia.
"Berdasarkan data 2012 kontribusi ekonomi kreatif pada PDB mencapai 6,91 persen dengan dengan penyerapan tenaga kerja 11,8 juta orang," katanya.
Baca juga: Bekraf Usulkan Sistem Penghitungan Tiket Bioskop Terpadu