EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (21/7) sore, bergerak melemah sebesar enam poin menjadi Rp 13.104 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.098 per dolar AS.
"Pergerakan dolar AS di kawasan Asia yang berada di area positif menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laju mata uang rupiah sehingga turut mengalami depresiasi," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis (21/7).
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar yang juga sedang fokus pada pertemuan bank sentral Inggris turut mempengaruhi aktivitas transaksi di pasar keuangan negara berkembang. Kendati demikian, menurut dia, dalam jangka yang lebih panjang potensi rupiah untuk kembali menguat cukup terbuka menyusul potensi aliran dana asing berpindah ke negara yang menawarkan imbal hasil tinggi, salah satunya Indonesia cukup tinggi.
"Biasanya, situasi itu akan memicu pelemahan dolar AS, apalagi jika rapat rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) belum akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa secara teknikal, fluktuasi rupiah membentuk pola mendatar dengan kecenderungan menurun, menandakan pelaku pasar masih menunggu adanya sentimen baru baik dari dalam negeri maupun eksternal.
"Minimnya sentimen menjadi penghalang bagi rupiah bergerak ke area positif," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari ini, Kamis (21/7), mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.122 dibandingkan Rabu (20/7) Rp 13.100.