EKBIS.CO, JAKARTA -- Rencana pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor minyak dan gas bumi (migas) diyakini bisa memangkas rencana investasi sampai 1 miliar dolar AS. Angka ini didapat dari irisan rencana investasi antara PT Pertamina (Persero) dan PT PGN (persero) Tbk selama 5 tahun ke depan.
Rencana pembangunan proyek infrastruktur gas antara kedua perusahaan, seperti pipa diketahui ada irisan atau memiliki lokasi yang sama. Dengan pembentukan holding di mana PGN akan berada di bawah Pertamina, maka irisan tersebut berpotensi penghematan belanja modal.
"Kalau biasa ada pipa transmisi distribusi jadi menghilangkan duplikasi investasi. Minimal dari duplikasi aja sudah hampir 1 miliar dolar AS. Duplikasi aja. Itu kalau di gas kalau misalnya ada beberapa rencana transmisi bikin distribusi lagi kalau ga dikordinasikan kan bisa double-double. Itu dalam lima tahun ke depan," kata Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/7).
Sejumlah perampingan yang bisa dilakukan antara Pertamina dan PGN, lanjut Arief, adalah proyek pipa yang membentang antara Duri-Dumai, Riau. Aliran gas melalui pipa tersebut memasok kebutuhan Kilang Pertamina di Dumai serta kebutuhan industri kelapa sawit.
"Kita punya transimisi lebih kuat. Dua entitas ini kita optimalkan. Intinya kita interestnya bahwa infragas berkembang secepat mungkin kalau siapa mau melakukan apa," kata Airef.
Senada dengan Arief, Menteri BUMN Rini Soemarno menginginkan agar pembentukan holding BUMN bisa menghilangkan investasi dobel antara Pertamina dan PGN. Selain aset yang lebih besar, holding BUMN dipercaya juga bisa mengurangi pengeluaran yang bisa dihemat.
"Jangan sampai ada double investasi. Sekarang ini dengan sudah holding dan jadi bagian Pertamina yang kita kumpulkan bersama," katanya.
Baca juga: Holding BUMN Energi Masuki Tahap Final