EKBIS.CO, JAKARTA -- Forum Ekonomi Islam ke-12 atau "the 12th World Islamic Economic Forum (WIEF)" menjadi sarana menggali potensi dan prospek usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang belum pernah terpikirkan sebelumnya dari para pelaku usaha di seluruh dunia.
Ketua World Islamic Economic Forum Foundation, Tun Musa Hitam, mengatakan Forum Ekonomi Islam menyediakan peluang bagi seluruh peserta dari lebih seratus negara guna mendapatkan keuntungan dari prospek usaha di berbagai bidang. Forum Ekonomi Islam ke-12 berlangsung pada 2-4 Agustus 2016 dengan tema "Decentralizing Growth, Empowering Future Business", atau "Pemerataan Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan".
Menurut Tun Musa Hitam, masyarakat dunia harus mengakui keberadaan UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional. "Indonesia memiliki 60 juta pelaku UMKM yang telah menyediakan lapangan kerja yang luas dan menyumbang pendapatan domestik bruto," ujarnya pada pembukaan Forum Ekonomi Islam ke-12 di Jakarta, Selasa (2/8).
Ia menambahkan Forum Ekonomi Islam didedikasikan bagi UMKM yang ingin mengembangkan bisnis, mengakses modal dan menerapkan teknologi. Tun Musa mengatakan UMKM telah berkembang pesat dalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat yang meliputi pembangunan infrastruktur, wisata halal, busana dan keuangan.
Dia menjelaskan forum tersebut menggelar MOCAfest yakni program pemberdayaan para pelaku usaha kreatif dan menciptakan hubungan yang erat antara kalangan muda yang berbakat seni dengan dunia bisnis.
Sejak didirikan pada 2010 di bawah naungan WIEF Foundation, MOCAfest telah mempertemukan 243 anak muda berbakat dari 43 negara dan membangun kerja sama dalam menciptakan para pengusaha baru di seluruh dunia. MOCAfest tidak hanya menampilkan karya seni tapi juga mempromosikan dialog lintas budaya di antara kalangan Muslim di dunia dan potensi wisata.
Forum Ekonomi Islam ke-12 dibuka Selasa ini oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri beberapa pemimpin negara yakni Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak (Najib Razak), Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, Presiden Republik Guinea Alpha Conde dan Perdana Menteri Republik Sosialis Sri Lanka Ranil Shriyan Wickremesinghe.
Baca juga: Menkeu Dorong UMKM untuk Tahan Guncangan Ekonomi