EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Perubahan cuaca akibat La Nina yang menyebaban kemarau basah tahun ini ribuan petani tembakau di Indonesia mengalami gagal panen. Bahkan berdasarkan data Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) akibat perubaan cuaca tersebut, produktivitas tembakau di Indonesa tahun ini akan turun 50 persen dari tahun lalu.
"Penurunan ini akibat penyusutan lahan yang tidak bisa ditanami akibat banjir dan banyaknya tanaman yang hilang serta rusak karena hujan," ujar Ketua Umum DPP APTI Soeseno di sela-sela rapat kerja APTI di Yogyakarta, Rabu (3/7). Rapat kerja APTI dihadiri pengurus APTI dari beberapa provinsi di Indonesia.
Menurutnya, berdasarkan data 2015, produktivitas tembakau di Indonesia mencapai 163 ribu ton. Jumlah ini diyakini turun drastis hingga hanya 80 ribu ton di tahun ini.
Luas lahan tembakau di Indonesia mencapai 197 ribu hektare. "Akibat La Nina ini, banyak lahan yang tidak bisa ditanami. Banyak tanaman yang sudah ditanam rusak," katanya.
Soeseno mencontohkan di Jember, ada ratusan hektar lahan bibit tanaman tembakau hilang terbawa air hujan dan banjir. Di Madura ribuan hektar tanaman tembakau usiia satu bulan mati dan rusak.
Bahkan, kata dia, banyak petani tembakau yang beralih menanam jagung. Kondisi ini semakin memperparah kurangnya komoditas tembakau untuk industri nasional.
Meski begitu Soeseno berharap pertengahan Agustus, cuaca kembali normal sehingga petani bisa menanam tembakau dengan baik. Wakil Ketua DPP APTI yang juga petani tembakau asal Madura Samokrah mengatakan, 50 persen tanaman tembakau yang ditanam di Pamekasan, Madura, tidak bisa diharapkan bisa panen.
"Bahkan sisa tanaman yang bisa diselamatkan, kualitasnya juga dipertanyaan," ujarnya. Karenanya, pihaknya berharap pemerntah menguatkan jalinan kemitraan petani dengan industri dan lembaga lain.
Dengan begitu jaringana perniagaan petani tembakau terjamin. Wakil Sekjen APTI KSN Mudi mengatakan, La Nina bukan hanya menyebabkan tanaman tembakau rusak dan lahan terlalu basah tidak cocok untuk ditanami tembakau. Namun setelah hujan, hama tanaman juga akan muncul dan menyerang tanaman tembakau yang masih hidup.
"Ini yang juga menyebabkan produktivitaas turun dan kualitas tanaman juga kurang tahun ini," katanya. Di Bojonegoro, Jawa Timur bahkan produktivitas diperkrakan turun 60 persen. Berdasarkan data jumlah petani tembakau di Indonesia mencapai 6 juta orang lebih.