EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) meminta pemerintah mengalokasikan gula rafinasi kepada industri kecil dan menengah (IKM). Selama ini IKM masih sulit mendapatkan pasokan gula rafinasi, karena penjualannya didasarkan pada mekanisme kontrak. IKM bisa mendapatkan gula rafinasi apabila mereka membentuk kelompok untuk melakukan kontrak pembelian dengan produsen gula rafinasi.
"Kami sudah menyampaikan ke pemerintah supaya nantinya dipertimbangkan adanya alokasi khusus bagi IKM, agar ada kepastian," ujar Direktur Eksekutif AGRI Faiz Ahmad di Jakarta, Senin (8/8).
Faiz menjelaskan, gula rafinasi tidak hanya dibutuhkan oleh IKM tetapi juga pengrajin gula merah. Faiz memperkirakan, pengrajin gula merah membutuhkan gula rafinasi cukup besar yakni sekitar 700 ribu ton per tahun. Untuk menjembatani IKM agar mendapatkan pasokan gula rafinasi, AGRI sedang merumuskan program call center.
Program call center ini nantinya akan menghubungkan IKM dengan produsen gula rafinasi. Call center tersebut akan memberikan data mengenai ketersediaan dan harga gula rafinasi, setelah itu IKM dapat langsung menghubungi perusahaan gula rafinasi yang bersangkutan. "Skalanya miniman 20 ton sampai 25 ton, nanti kesepakatannya business to business," kata Faiz.
Faiz mengatakan, untuk memudahkan pemerintah dalam pengalokasian raw sugar maka dalam roadmap ditetapkan patokannya adalah lima persen per tahun dari pertumbuhan industri makanan dan minuman. Namun realitanya, pertumbuhan industri makanan dan minuman selalu berada di kisaran 6,5 persen sampai tujuh persen.
Oleh karena itu, industri makanan dan minuman melakukan kontrak pembelian kepada industri gula rafinasi untuk mengetahui jumlah yang dibutuhkan. Faiz memastikan, pasokan gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman sampai akhir tahun cukup aman, dan ketersediaan gula rafinasi untuk kuartal IV 2016 masih tersisa 500 ribu ton.
Sementara itu, Kepala Dewan Penasehat Indonesia Research and Strategic Analysis (IRSA) Faisal Basri mengatakan, keterbatasan akses gula rafinasi akan membuat IKM semakin terpuruk. Sebab, harga gula yang diterima oleh IKM berpengaruh terhadap harga domestik. Kenaikan harga gula ini dapat menimbulkan kesenjangan antara IKM dan industri besar.