EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, mata rantai distribusi merupakan masalah utama mahalnya harga pangan, meski produksinya sudah meningkat. Mendag menilai di beberapa tempat, rantai distribusi itu terlalu mahal.
“Kami menyadari memang tidak mungkin memotong secara keseluruhan mata rantai ini sekaligus. Tetapi di sisi lain rakyat membeli sesuatu dengan harga tinggi yang keuntungannya hanya dinikmati oleh segelintir orang,” ujar Enggartiasno dalam keterangannya, Selasa (16/8).
Masalah mata rantai distribusi itu telah ibicarakan dalam rapat tertutup bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di kantor Kemendag, Jakarta, Senin (15/8).
“Bapak Mentan ini luar biasa. Berhasil meningkatkan produksi pertanian kita. Tapi ternyata ini tidak memberikan dampak secara langsung pada penurunan harga. Itu menjadi concern kami semua. Padahal, semua itu juga sudah diserap dengan maksimal,” kata Enggar. Karenanya, lanjut dia, dibutuhkan solusi tepat untuk menurunkan harga, tapi juga tidak merugikan pedagang.
Caranya, kata dia, dengan membuat pola seperti telah dicanangkan DKI dengan sistem pusat grosir. “DKI telah memiliki suatu sistem. Mereka memiliki pusat grosir. Dengan sistem itu, kita akan memotong mata rantai sistem yang berkelebihan itu. Lalu memotong rantai pasok, kita akan potong empat sampai lima mata rantai. Rantai pasok dari kelompok tani ke Bulog, langsung ke PD Pasar Jaya. Bisa langsung ke PD Pasar Jaya,” tuturnya.
Mendag juga akan menetapkan harga batas atas dan batas bawah. Kebijakan ini, kata dia, berguna untuk memastikan bahwa harga di tingkat konsumen, pasar induk dan petani tidak merugikan seluruh pihak.
"Harga di tingkat petani akan kita beli dengan harga terendah. Jangan ada kekhawatiran karena ini untuk menjamin kepada petani agar tidak takut dengan impor. Khususnya floor price itu agar harga pangan itu tidak tertekan oleh panen raya. Panen bawang luar biasanya harganya ditekan. Jadi kami ingin petani tetap berkegiatan tanpa harus ketakutan dengan harga turun," ungkapnya.