EKBIS.CO, BANDUNG -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar mengatakan, daya saing daerah menjadi salah satu perhatian utama Bank Indonesia khususnya paska pelaksanaan otonomi daerah. "Sangat penting memahami daya saing daerah. Secara perspektif nasional daya saing daerah merupakan kontributor utama terhadap daya saing nasional," kata Hendar pada acara diseminasi buku Daya Saing Daerah di Kantor Bank Indonesia Jabar di Bandung, Selasa (6/9).
Menurut dia, daya saing nasional di pengaruhi daya saing daerah. Dengan profit daerah yang beragam dan perbedaan sosial ekonomi juga infrastuktur di butuhkan kebijakan yang bervariasi bersinergi dan terintegrasi.
Dari perpektif daerah itu sendiri, daya saing daerah memacu kompetinsi yang sehat antar daerah. Kompetisi yang sehat akan mendorong daerah memacu perekonomian yang lebih baik agar terlalu tetinggal.
Daya saing daerah, menurut dia, bisa dipetakan berdasarkan report sejauh mana progres yang dibuat suatu daerah atau antar daerah. "Bagi investor daya saing suatu daerah akan mendorong keputusan investasi dari investor," katanya.
Dikatakan Hendar, Indonesia terdiri dari 34 provinsi dengan berbagai potensi dan tantangan yang dimiliki. Bagi investor, akan memilih daerah lingkungan bisnis dengan kebijakan yang ramah, sehingga menjadikan investor akan menanam investasinya dengan resiko yang dapat dikelola dan terkontrol.
"Tantangan terbesar yang di hadapi antara lain bagaimana cara mendorong ekonomi saat ini. Salah satunya, dalam peningkatan daya saing," katanya.
BI memperdalam kajian daya saing daerah sudah di mulai 15 tahun sejak ekonomi daerah diberlakukan bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. "BI sangat mendukung dengan peluncuran buku yang bertajuk Daya Saing Daerah dan pasti akan bermanfaat bagi BI untuk terus mempertajam pentingnya daya saing," ujar Hendar.