EKBIS.CO, CHICAGO -- Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Kamis (8/9) atau Jumat (9/9) pagi WIB, karena data pengangguran AS yang kuat dan kepastian dari Bank Sentral Eropa (ECB) mengurangi kekhawatiran investor.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 7,6 dolar AS atau 0,56 persen, menjadi menetap di 1.341,6 dolar AS per ounce.
Emas berada di bawah tekanan karena Departemen Tenaga Kerja AS merilis laporan klaim pengangguran mingguannya pada Kamis (8/9), yang menunjukkan klaim pengangguran awal jatuh 4.000 menjadi 259 ribu pada minggu yang berakhir 3 September. Analis mencatat bahwa angka ini lebih baik dari perkiraan dan merupakan tanda dari pasar tenaga kerja yang secara konsisten sehat.
Logam mulia diletakkan di bawah tekanan lebih lanjut setelah ECB mengisyaratkan tidak ada perubahan pada program pelonggaran kuantitatifnya, dengan Presiden ECB Mario Draghi mengisyaratkan kepada investor bahwa harapan mereka terlalu tinggi untuk pelonggaran kuantitatif tambahan.
Penguatan dolar AS juga menempatkan tekanan pada logam mulia, karena indeks dolar AS naik 0,09 persen menjadi 95,05 pada pukul 17.30 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Analis percaya bahwa para pedagang sedang menunggu pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada akhir September untuk petunjuk di mana Fed AS akan menempatkan suku bunga acuannya.
Para investor memperkirakan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember. Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah 24 persen pada pertemuan September 2016, 29 persen pada pertemuan November 2016, dan 59 persen pada pertemuan Desember 2016.