EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan biaya eksploitasi gas bumi di Indonesia memang cukup tinggi. Hal inil yang menyebabkan tingginya harga gas bumi di hulu dan ujungnya memberatkan industri dalam negeri.
"Kamu tahu tidak yang membuat harga gas bumi mahal adalah biaya eksploitasi yang tinggi sekali di Indonesia dibanding negara lain," kata Anggota BPK, Achsanul Qasasi, Selasa (20/9)
Menurutnya, biaya eksploitasi minyak dan gas bumi (migas) yang tinggi menyebabkan ongkos produksi pun menjadi mahal. Alhasil, harga gas di Indonesia tinggi yang memang memberatkan industri. Selain biaya eksploitasi, sumur-sumur yang sudah tua juga membuat bisnis tersebut menjadi tidak menarik. Belum lagi, terlalu banyak trader-trader yang mengambil untung tinggi dari bisnis gas bumi.
"Struktur biaya eksploitasi harus dibenahi. Sehingga hulu bisa murah karena 90 persen harga gas itu ditentukan dari hulu-nya. Belum lagi masalah trader yang berbisnis di sini, jadinya rantai bisnis ini tidak efisien," katanya.
Pemerintah, lanjut Achsanul, harus turun tangan mengatasi masalah gas. Harus ada insentif bagi para investor untuk tertarik di bisnis eksploitasi gas. SKK Migas pun harus memberikan jaminan bagaimana pebisnis tertarik di eksploitasi gas.
Sejauh ini, industri dalam negeri mengeluhkan tingginya harga gas bumi yang mereka beli. Apalagi bila dibandingkan dengan harga gas di negara tetangga harganya jauh lebih murah dari Indonesia.
Menurut data Kementerian Perindustrian, harga gas bumi di Singapura hanya sekitar 4,5 dolar AS per juta British thermal unit (MMBTU), Malaysia 4,47 dolar AS per MMBTU, dan Filipina 5,43 dolar AS per MMBTU. Bila membandingkan dengan harga gas bumi dengan negara tetangga, terlihat jelas bahwa harga gas di Indonesia sejak di hulu saja sudah lebih mahal dibanding harga hilir di Singapura, Malaysia dan Filipina, yaitu 9-10 dolar per MMBTU.
Untuk mengalirkan gas dari hulu ke konsumen menggunakan pipa transmisi (biaya angkut nya ditetapkan pemerintah) dan pipa distribusi gas bumi yang panjangnya berkilo-kilo meter hingga sampai ke industri. Tidak mengherankan, harga gas untuk industri di Indonesia berkisar 9-10 dolar per MMBTU.