EKBIS.CO, JAKARTA -- Keinginan Pemerintah untuk secepat mungkin swasembada sapi terus dijalankan dengan beragam cara. Salah satunya dengan mendatangkan sapi dari negara pengimpor selain Australia.
Pemerintah menetapkan peraturan mendatangkan sapi indukan ketika perusahaan penggemukan sapi (feedloter) mengimpor sapi bakalan. Izin impor ini tidak akan dibatasi. Berbeda dengan sistem sebelumnya yang memberikan kuota per kuartal tiap tahunnya, kali ini feedloter dibebaskan untuk mengimpor berapapun sapi bakalan. Asalkan mereka berkomitmen untuk mendatangkan sapi indukan dengan perbandingan 1:5. Setiap mendatangkan lima ekor sapi bakalan, maka harus mendatangkan juga satu ekor sapi indukan.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, dengan kebebasan jumlah impor, Kemendag telah memberikan sinyal agar feedloter bisa mencari alternatif lain dalam mendapatkan sapi bakalan dan indukan. Rencananya selain sapi dari Australia, feedloter akan diarahkan untuk mencari sapi di Meksiko dan Brasil.
"Kita sudah minta pihak dari Kementerian Kesehatan dan Pertanian untuk mengecek jumlah dan kondisi sapi di Meksiko dan Brasil," kata Enggar dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (26/9).
Enggar menjelaskan, saat ini sapi dari Australia mulai banyak dilirik negara-negara tetangga. Hal ini membuat stok sapi di negara tersebut mulai menipis, sehingga tidak bisa didatangkan dalam jumlah besar. Untuk itu, Meksiko dan Brasil yang memiliki stok sapi masih banyak bisa menjadi alternatif.
Meski ongkos mendatangkan sapi dari kedua negara ini lebih tinggi ketimbang saat mendatangkan sapi dari Australia, namun harga sapi di negara ini masih lebih murah. Sehingga harga akhir sapi-sapi dari Meksiko dan Brasil tidak jauh berbeda dengan sapi yang didatangkan dari Australia.
Dengan jumlah impor sapi bakalan dan indukan yang tidak dibatasi, Enggar berharap swasembada sapi yang ditargetkan pemerintah bisa dilakukan 9-10 tahun bisa tercapai. Target ini juga bisa lebih cepoat ketika impor sapi bisa lebih banyak pada tahun-tahun ini.