EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (19/10) bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi Rp 12.989, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.014 per dolar AS.
"Mata uang rupiah bergerak menguat bersama mayoritas kurs di kawasan Asia. Kenaikan harga komoditas secara umum masih beri sentimen positif," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu (19/10).
Terpantau harga minyak mentah dunia jenis WTI naik sebesar 0,91 persen menjadi 50,75 dolar AS per barel, dan Brent bergerak menguat 0,89 persen ke posisi 52,14 dolar AS per barel, pada Rabu pagi. Kendati demikian, menurut dia, apresiasi rupiah masih akan kembali diuji menjelang rilis produk domestik bruto (PDB) Cina. Jika angka pertumbuhannya di bawah 6,7 persen year on year (yoy) maka bisa memberi sentimen negatif bagi pasar keuangan di kawasan Asia.
Di sisi lain, lanjut dia, rencana pemerintah yang akan menurunkan harga gas industri dan bahan bakar minyak (BBM) di Papua, dipastikan menaikkan beban subsidi baik langsung maupun tidak langsung. Kondisi itu, menurut dia, bisa menjadi preseden negatif bagi harapan investment grade pada Desember 2016 mendatang oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P).