Jumat 21 Oct 2016 10:00 WIB

Perbankan: Kredit Pertanian Punya Prospek Bagus

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petani memanen benih padi di lahan persawahan Desa Pekandangan, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang petani memanen benih padi di lahan persawahan Desa Pekandangan, Indramayu, Jawa Barat.

EKBIS.CO,

JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana menumbuhkan pembiayaan di sektor pertanian dari hulu ke hilir melalui program Akselerasi Sinergi Inklusi Pangan (AKSI Pangan). Pembiayaan ke sektor pertanian dinilai perbankan memiliki prospek yang bagus karena saat ini masih belum sepenuhnya tersentuh.

SVP Small Business Bank Negara Indonesia (BNI) Anton Siregar menilai, kebijakan strategis OJK tersebut sangat baik untuk mendorong pertumbuhan perbaikan ekonomi kerakyatan dengan harapan sektor hulu sampai dengan hilir bisa berkembang dan bertumbuh sejalan.

"Program ini khususnya terkait sektor hulu pertanian adalah untuk membangun ketahanan pangan dan berdampak langsung kepada perbaikan ekonomi dan peningkatan pendapatan para petani. Kondisi sektor pertanian di Hilir bisa memburuk apabila sektor hulu nya tidak di optimalkan, sehingga semua harus bersamaan dan dioptimalkan bersama sama," jelas Anton, Jumat (21/10).

Menurutnya, BNI saat ini akan fokus kepada sektor hulu di pertanian dan telah memiliki skim-skim pembiayaan di sektor hulu pertanian antara lain sektor hulu seperti tebu, padi, jagung, dan bawang. Pembiayaan ini dilakukan dengan program kerjasama melalui pola pembinaan dan off taker dari perusahaan besar dan debitur korporasi dan menengah BNI.

Per kuartal III 2016, sektor pertanian dan perkebunan di segmen menengah dan kecil perseroan yakni sebesar Rp 3,4 triliun atau 3,5 persen dari potofolio kredit menengah dan kecil BNI. Sedangkan kredit kecil BNI per kuartal III 2016 telah mencapai 27,82 persen dibandingkan tahun lalu atau sudah mencapai 18,02 persen per September 2016.

"Kredit kecil BNI di kuartal IV 2016 dan pada 2017 BNI akan fokus kepada sektor hulu sampai hilir di Pertanian dan Perkebunan, Kemaritiman, industri kecil dan Pariwisata," katanya.

Direktur Bisnis dan UMKM Bank Rakyat Indonesia (BRI), Mohammad Irfan menilai, prospek sektor hulu pertanian tentunya akan sangat bagus sepanjang harga komoditas juga membaik. "Pertanian dan pangan sangat dibutuhkan karena masih ada yang impor," kata Irfan.

Menurut Irfan, saat ini porsi kredit sektor pertanian pada segmen UMKM sebesar lebih dari 15 persen. Penyaluran kredit BRI ke sektor pertanian secara keseluruhan hingga September 2016 mencapai Rp 97 triliun, atau tumbuh sekitar 20 persen.

Sementara itu untuk realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian, perikanan dan industri pengolahan BRI per 14 Oktober 2016 mencapai Rp 14,8 triliun yang disalurkan kepada 923.747 debitur.

Bank Mandiri mencatat, penyaluran kredit segmen pertanian, perburuan dan sarana perikanan perseroan per September 2016 tumbuh sekitar 10 persen yoy.

"Kita tumbuh 10 persen yoy atau mencapai sebesar Rp 65,2 triliun," ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Hafas.

Menurut Rohan, angka ini adalah realisasi outstanding kredit segmen pertanian, perburuan dan sarana perikanan dari hulu ke hilir. Angka tersebut menunjukkan bahwa ketiga sektor ini tetap tumbuh meski dalam situasi pelemahan ekonomi.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia hingga Semester I 2016 ini kredit segmen pertanian, perburuan dan kehutanan tercatat sebesar Rp 263,4 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 225,7 triliun. Sementara itu pada periode per bulan sejak awal tahun 2016 ini, ketiga segmen ini menunjukkan tren peningkatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement