EKBIS.CO, JAKARTA -- Proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) untuk membangun 285 unit rumah di kawasan perbatasan Indonesia dan Timor Leste sudah hampir rampung. Pembangunan yang diperuntukkan bagi masyarakat asli Belu dan eks pengungsi Timor-Timur itu telah mencapai 82 persen.
Sebanyak 285 unit rumah itu tersebar di berbagai wilayah. Sebanyak 100 unit di Desa Silawan, 135 unit di Desa Dualaos dan 50 unit di Desa Fatuketi. "Semuanya berada di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur," Kata Kepala Balitbang Kemepupera Danis H Sumadilaga di Jakarta, Jumat (21/10).
Pembangunan rumah khusus ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kemenpupera dengan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana (RISHA) milik Balitbang, Kemenpupera. Pembangunan tersebut dimulai pada 30 Maret 2016 dan diharapkan selesai akhir bulan depan dengan anggaran sebesar Rp 47 miliar.
"Selain di NTT, pembangunan rumah khusus nelayan di Jepara oleh Kementerian PUPR juga menggunakan teknologi RISHA," kata Danis.
Rumah nelayan di Jepara tahun ini dibangun sebanyak 30 unit dengan ukuran 58 meter persegi. Unit rumah terdiri atas dua lantai yang bisa berfungsi sebagai rumah dan tempat kerja di lantai bawah.
Pembangunan rumah khusus ini adalah bagian dari Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Pemerintah guna mengurangi 13,5 juta keluarga yang belum memiliki rumah pada 2014, menjadi 6,8 juta unit pada 2019.