EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Dunia memproyeksikan pendapatan negara akan naik 13,6 persen pada 2017 mendatang. Bank Dunia memproyeksi pendapatan negara akan menembus angka Rp 1.789 triliun.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves mengatakan kenaikan pendapatan negara ini disokong dari program amnesti pajak tahap dua dan ketiga. Meski Bank Dunia memberikan catatan, pemerintah perlu menjaga antusiasme masyarakat dalam mengikuti program ini. Rodrigo menilai, angka Rp 1.789 triliun ini nantinya diperkirakan akan disokong dari kenaikan investasi dan kondisi makro ekonomi sebesar Rp 98 triliun serta Rp 101 triliun dari pajak dan reformasi kebijakan.
"Efisiensi dan penerimaan pajak menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan pendapatan negara. Namun, pemerintah juga perlu mengembangkan iklim investasi yang lebih ramah lagi untuk bisa mengolah cadangan fiskal yang saat ini sudah diperoleh," ujar Rodrigo di Gedung Energi, Jakarta, Selasa (25/10).
Rodrigo mengatakan pemotongan anggaran sebesar Rp 134 triliun dari APBN-P 2016 dan meningkatnya defisit fiskal sebesar 2,7 persen bisa mengurangi kemungkinan pemotongan anggaran pada pertengahan 2017 mendatang. Bank Dunia memproyeksikan defisit fiskal bisa mencapai 2,6 persen dari PDB 2016 dan 2,8 persen dari PDB pada 2017.
Rodrigo juga mengatakan meski kondisi rupiah pada kuartal dua 2016 mengalami penurunan nilai tukar, namun pada kuartal ketiga ke depan kondisi rupiah masih akan stabil. Hal ini didukung dari obligasi Indonesia stabil pada 7,1 persen setelah mengalami penurunan 180 poin sejak awal tahun lalu.
Baca juga: Bank Dunia Sebut Ekonomi Indonesia Menurunkan Kemiskinan