EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menyatakan capaian penjatahan obligasi ritel negara seri ORI013 sudah memuaskan, meski pada kenyataanya masih di bawah target. Seperti diketahui, tercatat total volume pemesanan pembelian Obligasi Negara seri ORI013 yang disampaikan oleh masyarakat hingga akhir masa penawaran sebesar Rp 19,848 triliun, di bawah targetnya Rp 20 triliun.
Dari angka tersebut, pemerintah menetapkan hasil penjualan dan penjatahan ORI013 sebesar Rp 19,691 triliun. Nantinya, hasil penjualan obligasi ritel negara ini akan digunakan untuk menambal kebutuhan APBN Perubahan 2016.
"ORI kami cukup senang. Target 20 (triliun rupiah) dapat 19,6 (triliun rupiah) kan udah banyak. Itu hampir penuh, kalian jangan lihat kosongnya," ujar Robert di kompleks Senayan, Rabu (26/10).
Sebagai informasi, obligasi negara ritel seri ke-13 ini diterbitkan pada 26 Oktober 2016 dan memiliki periode jatuh tempo pada 15 Oktober 2019. ORI013 ini memiliki tingkat kupon 6,06 persen per tahun dengan pembayaran kupon pertama kali dilakukan pada 15 November 2016.
Sedangkan ORI013 dengan dua periode pembayaran kupon dapat dipindahbukukan pada 15 Desember 2016. Bentuk dan karakteristik obligasi tersebut adalah obligasi negara tanpa warkat, dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Penjualan ORI013 menjangkau 34.331 pemesan di seluruh provinsi di Indonesia, dengan jumlah investor baru untuk ORI013 sebanyak 17.323 investor. Adapun profil pemesan ORI013 di antaranya adalah jumlah pemesan ORI013 terbesar berada pada kisaran Rp 100 juta hingga Rp 500 juta (40,3 persen).
Selain itu, jumlah pemesan ORI013 di wilayah DKI Jakarta mencapai 34,4 persen dari total jumlah pemesanan, sedangkan wilayah Indonesia Barat selain DKI Jakarta mencapai 57,9 dan di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur mencapai sebesar 7,6 persen.
Sementara berdasarkan kelompok umur, jumlah pemesan terbesar berada pada kelompok usia di atas 40 tahun, yakni mencapai 74,04 persen dari total jumlah pemesan, dengan volume pemesanan sebesar Rp15,730 triliun (79,89 persen) dari total volume pemesanan.